Kepala Staf
TNI Angkatan Darat Jenderal Mulyono mengatakan total anggaran yang digunakan AD
untuk menjalankan program mencapai Rp 46 triliun. Anggaran Rp 46 triliun di TNI
AD merupakan bagian dari total Rp 108 triliun untuk pertahanan.
Angka ini
meningkat Rp 1 triliun dari anggaran 2016. "Dengan ada program rapat
pimpinan (rapim) ini, kita selalu evaluasi penggunaan anggaran itu," ujar
Mulyono saat membuka Rapim TNI AD 2017 di Aula Jenderal Besar A.H. Nasution
Mabes AD, Gambir, Jakarta Pusat, Senin, 23 Januari 2017.
Rapim itu
sendiri diadakan untuk menyamakan persepsi para pimpinan AD dalam pelaksanaan
program kerja dan anggaran 2017. "Kita berharap Rp 46 triliun itu
digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan dengan skala prioritas," kata Mulyono.
Salah satu
program yang disorot AD pada 2017 adalah pembangunan wilayah pinggiran. Program
ini disesuaikan dengan rencana Presiden Joko Widodo.
Mulyono
menekankan perlunya situasi aman untuk mendukung program tersebut. "Kami
mengantisipasi perkembangan situasi di perbatasan, termasuk pembangunan sarana
dan prasarana militer di sana."
Ada pula
rencana pengadaan beberapa jenis alat utama sistem pertahanan (alutsista).
Meski tak gamblang menyebut jenis yang dimaksud, Mulyono memprioritaskan
pengganti alutsista berusia tua. "Untuk 2017, alutsista ada dua yang
memang sedang on going (pengadaan sedang dilakukan) dari rencana strategis
pertama," ujar Mulyono.
TNI AD pun
tengah gencar membangun satuannya di wilayah. Ada dua Komando Daerah Militer
yang baru diresmikan pada Desember 2016. Dua kodam yang pembangunannya baru
mencapai 30 persen itu, antara lain Komando Daerah Militer XIII/Merdeka di
Sulawesi Utara, dan Kodam XVIII/Kasuari di Papua Barat. "Baik itu
pangkalan, maupun pengisian personilnya tetap tahap demi tahap. Setiap tahun
anggaran kita akan tingkatkan," ucap jenderal bintang empat itu.
Mulyono
menerangkan, TNI mengoptimalkan program pelayanan petani terpadu untuk
meningkatkan swasembada pangan. Dia mengaku mendapat saran dari Jokowi terkait
penguatan pangan. Program terpadu itu pun dinilai memberi solusi bagi petani
yang membutuhkan fasilitas pemanfaatan hasil panen. "Harapannya terkait
dengan jumlah sawah dan hasil tanam juga harus lebih meningkat sehingga
menguatkan Swasembada pangan," ujar Mulyono.
Menteri
Pertahanan Ryamizard Ryacudu, saat pembukaan rapim TNI pekan lalu, mengatakan
anggaran itu difokuskan untuk penanganan terorisme dan bencana alam. Ryamizard
menekankan bahwa penggunaan anggaran itu tak sembarangan. Khususnya soal
pembelian alat utama sistem pertahanan.
"Pokoknya
kalau ada uang kita beli. (Tapi) pembelian itu penting, enggak ujug-ujug
(dadakan) beli begitu. Menhan dan Mabes TNI harus ngumpul (membahasnya),"
kata Ryamizard.
Anggaran Rp
108 triliun yang ditetapkan pada Oktober 2016 itu disebut-sebut sebagai angka
terbesar untuk bidang pertahanan dalam 12 tahun terakhir.
0 comments:
Post a Comment