Menteri Luar
Negeri Retno Marsudi mengatakan sebagian kerja sama militer antara Indonesia
dan Australia, khususnya pendidikan dan pelatihan militer, akan ditangguhkan
selama menunggu hasil investigasi dan penindakan dalam kasus pelecehan
Pancasila oleh pihak militer Australia.
"Sebagian
kerja sama militer (Indonesia-Australia), khususnya pelatihan dan pendidikan,
masih akan ditangguhkan, itu menunggu sampai investigasi selesai," kata
Menlu Retno Marsudi di Jakarta, Kamis malam.
Pernyataan
tersebut disampaikan Menlu RI usai melakukan rapat kerja dengan Komisi I DPR,
Menteri Pertahanan, Panglima TNI, dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) di
Gedung Nusantara II DPR.
Menurut
Retno, penyelidikan dalam kasus pelecehan Pancasila itu akan diselesaikan oleh
pemerintah Australia pada akhir bulan ini.
"Saya
melakukan komunikasi kembali dengan tim kami yang ada di Australia dan dengan
Dubes RI untuk Australia secara langsung. Kami memperoleh informasi bahwa
investigasi akan diselesaikan sampai akhir bulan ini. Dan review terhadap
kurikulum pelatihan militer di Australia juga akan diselesaikan pada akhir
Januari," ujar dia.
Masalah
pelecehan Pancasila itu berawal saat Komando Pasukan Khusus (Kopassus)
Indonesia berlatih bersama pasukan Australia. Seorang instruktur bahasa dari
Kopassus menemukan materi pelatihan yang dinilai menghina Indonesia.
Hal itu
berlanjut pada reaksi TNI yang menghentikan sementara kerja sama militer dengan
Negeri Kangguru itu. Penangguhan kerja sama militer tersebut dipicu oleh ulah
prajurit militer Australia yang menghina Pancasila dengan mempelesetkan menjadi
Pancagila.
Namun,
terlepas dari masalah tersebut dan penangguhan beberapa kerja sama militer,
Presiden Joko Widodo dan Menlu Retno Marsudi sudah menjelaskan secara tegas
bahwa hubungan diplomatik Indonesia-Australia tidak terganggu.
0 comments:
Post a Comment