Angkatan
Laut India secara resmi telah mengeluarkan permintaan untuk informasi atau
request for information (RFI) untuk mencari pesawat tempur multiperan berbasis
kapal induk. Proposal
telah dikeluarkan pada 17 Januari 2017 lalu dan dikirim ke sejumlah produsen
pesawat di berbagai negara.
Menurut IHS
Jane Defense Weekly Angkatan Laut India bermaksud untuk membeli 57 pesawat
tempur dari pemasok asing. Seperti penawaran pertahanan sebelumnya, pembuat
pesawat asing diharapkan untuk merakit bagian dari armada jet tempur baru
angkatan laut di India di bawah inisiatif Make in India.
RFI
menjabarkan secara rinci persyaratan untuk pesawat baru termasuk kemampuan
beroperasi siang dan malam di segela kondisi cuaca, cocok untuk pertahanan
udara dan serangan darat, mampu melakukan pengisian bahan bakar ke teman
sendiri, kemampuan pengintaian, peperangan elektronik, dan peran lain yang
tidak ditentukan.
Dalam hal
sistem senjata IHS Jane Defense Weekly melaporkan Angkatan Laut India mencari
pesawat yang dapat membawa empat rudal udara ke udara BVR, dua rudal
udara ke udara jarak pendek dan dilengkapi dengan meriam. Pesawat ini juga
harus mampu membawa senjata serangan darat bersamaan dengan rudal udara ke
udara.
“Informasi
yang diminta termasuk pesawat mesin tunggal atau ganda, dapat melakukan Short
Take-off But Arrested Recovery (STOBAR) atau Catapult Take-off But Arrested
Recovery (CATOBAR) atau keduanya. pesawat sudah digunakan operasional atau
tidak, apakah terintegrasi dengan helmet-mounted displays dan large area
displays, opsi auto landing; dan apakah memiliki radar active electronically
scanned array (AESA) atau tidak.”
Tanggapan
proposal permintaan informasi ini diharapkan akan diterima 24 Mei dengan
pengiriman pesawat pertama diharapkan mulai tiga tahun setelah
kontrak disepakati dan selesai dalam waktu tiga tahun tambahan.
Pencarian
ini sekaligus menjawab bahwa jet tempur Tejas yang dibangun India tidak akan
digunakan di kapal induk. Tiga pesaing yang mungkin akan bertarung keras di
komptetisi ini adalah Boeing F/A-18 Super Hornet, versi angkatan laut dari
Dassault Rafale, dan jet tempur MiG-29K Fulcrum Rusia.
Angkatan
Laut India saat ini telah memiliki dua skuadron MiG-29K yang ditempatkan di dua
stasiun udara angkatan laut dan beroperasi dari kapal induk INS Vikramaditya. Angkatan Udara India juga telah membeli 36 pesawat Rafale dalam kesepakatan G to G pada tahun 2016.
Dengan
melihat sejarah ini maka F/A-18 Super Hornet sepertinya akan kehilangan
peluang, tetapi Boeing telah menawarkan transfer teknologi dan produksi penuh
di India yang akan menjadi daya tarik tersendiri. Super Hornet juga sudah
terbukti di banyak medan pertempuran.
INS
Vikramaditya dan kapal induk yang dibangun di dalam negeri INS Vikrant,
keduanya dilengkapi dengan ski-jump dilengkapi dengan Short Take-Off But
Arrested Recovery (STOBAR) launch systems untuk meluncurkan dan mendaratkan
pesawat, sedangkan kapal induk kedua dari kelas Vikrant, INS Vishal,
kemungkinan akan menggunakan catapult assisted take-off but arrested recovery
(CATOBAR) seperti yang digunakan kapal induk Amerika.
Sistem
STOBAR memberikan batasan pada kisaran operasional dan persenjataan pesawat
yang beroperasi dari kapal induk mengingat lepas landas dengan ski-jump harus
mengurangi beban pesawat baik bahan bakar ataupun senjata.
0 comments:
Post a Comment