Monday 14 November 2016

Akan Seperti Apa Militer AS Dibawah Presiden Donald Trump?


Donald Trump resmi terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat ke-45. Dia akan mengisi posisi yang akan ditinggalkan Barack Obama, Januari mendatang. Layaknya dalam sebuah pemilihan, Trump juga kerap mengumbar banyak janji. Salah satu moto utamanya adalah 'make America great again' atau 'menjadikan Amerika perkasa kembali'. Banyak yang meyakini, moto itu membuatnya memenangi Pilpres AS mengalahkan Hillary Clinton.

Meski kerap menelurkan pernyataan kontroversial, seperti mengusir imigran serta melarang umat Muslim memasuki AS. Dia juga mengumbar janji meningkatkan anggaran militer, dari USD 500 miliar menjadi USD 1 triliun.
Dengan dana sebesar itu, Trump menargetkan jumlah personel militer aktif mencapai 540 ribu prajurit, Korps Marinir menjadi 36 batalyon infantri dari sebelumnya 32 batalyon infantri. Trump juga merencanakan AL AS memiliki 350 kapal permukaan dan kapal selam, serta AU AS dengan 1.200 jet tempurnya.


Tak hanya itu, Trump juga ingin memperkuat pertahanan dari serangan nuklir dan misil. Sebagai perbandingan, Pentagon mengajukan permohonan anggaran untuk tahun fiskal 2017 sebesar USD $583 miliar. Angka itu untuk membiayai 460 ribu prajurit aktif, 24 batalyon infantri, 287 kapal perang dan sekitar 1.170 pesawat tempur. Angka itu belum termasuk pasukan tambahan dan peralatan bagi Pasukan Penjaga dan Cadangan.

Menurut William Hartung, veteran sekaligus analis dari Center for International Policy, menyebut anggaran itu bisa memenuhi besar anggaran yang sempat mengalami pemotongan di era pemerintahan Obama.
"Apa yang kita tahu Trump telah memiliki gambaran proposal pertahanan dari Panel Pertahanan Nasional dan Heritage Foundation. Kedua organisasi ini memiliki keinginan untuk mengembalikan anggaran ke tingkat yang pernah diajukan pada TA 2012. Tanpa detail dari kampanye Trump, saya pikir ini adalah perkiraan kasarnya baik untuk tujuan Trump dalam hal anggaran pertahanan. Permintaan TA sekitar USD $800-$900 miliar lebih tinggi dari sepuluh tahun permintaan anggaran Presiden terbaru ini," ucap Hartung, seperti dilansir forbes.com, Senin (14/11).

Sementara, Direktur Eksekutif Hampton Roads Military dan Federal Facilities Alliance Craig Quigley mengaku senang jika memiliki Presiden yang berkomitmen penuh untuk meningkatkan anggaran pertahanan dibanding memotongnya.
"Saya optimis tapi juga realistik, jadi saya rasa saya berkata optimis tetapi berhati-hati. Anda butuh dukungan penuh dari Kongres," ucap Quigley, pensiunan berpangkat terakhir Laksamana Muda, seperti dilansir pilotonline.com.

Bagaimana dengan Pentagon? Salah satu pejabat di Departemen Pertahanan Mayor AU Todd Watson mengaku memang memilih Trump sebagai Presiden. Namun, dia tak pernah menyangka pilihan itu akan terealisasi.
Meski menyebut Hillary layak dipercaya, Trump disebut Watson sebagai 'orang luar yang mencoba mengubah sistem'. Dia merasa Trump sebagai pejabat terpilih hadir dengan membawa gagasan baru untuk dilakukannya saat menduduki kursinya nanti.
"Saya rasa mereka harus melunak karena mereka akan sadar akan lebih banyak tantangan yang akan mereka lalui. Saya rasa pria seperti Trump akan bekerja keras dan lebih dekat, harapan saya dia bisa melakukan segalanya seperti yang dia katakan akan dilakukan," ujarnya, demikian dilansir military.com.

Sementara, lusinan perwira lainnya mengaku tidak nyaman berbicara dengan reporter terkait Pilpres yang baru saja selesai, yang sebagian di antara mereka adalah prajurit wanita.
Salah satu perwira Angkatan Darat mengaku terkejut dengan hasil Pilpres lalu. Meski demikian, sang Presiden terpilih diyakininya akan mengubah wajah militer jika mendapatkan dukungan dari rakyat AS dan Kongres.

"Saya sangat bangga menjadi bagian dari AD selama 23 tahun, sebuah organisasi yang terbentuk selama 241 tahun. Bagaimanapun jika kami menjadi besar, kecil, atau apapun masa depan yang diberikan untuk kami, kami agak selalu berada di sini untuk rakyat AS."
Berbeda dari Watson, dia enggan mengungkapkan pilihannya, Dia hanya berkata, "tidak ada apapun kecuali kesempatan di depan kita sekarang."

0 comments:

Post a Comment