Monday 14 November 2016

Sinyal Kuat Kembalinya Era Battleship


Destroyer terbesar di dunia Kelas Zumwalt telah memasuki layanan Angkatan Laut Amerika Serikat. Negara-negara lain juga membangun kapal-kapal besar. Mungkinkah ini sinyal kembalinya raksasa laut seperti era Battleship?

Kapal perang raksasa atau yang dikenal dengan battleship telah timbul tenggelam dalam sejarah perang di laut. Dan sekarang setelah sekian lama ditinggalkan muncul sinyal battleship sepertinya akan mendapatkan eranya kembali.

Kapal perang modern pertama lahir di Inggris dengan munculnya kapal kelas Sovereign pada tahun 1890-an. Kapal perang tersebut, dilengkapi dengan dua senjata berat masing-masing di menara depan dan belakang dan dilindungi oleh baju besi baja. Kapal memiliki bobot perpindahan hampir 15.000 ton. Sebuah ukuran luar biasa kala itu. Kapal ini kemudian menjadi dasar pembangunan kapal-kapal besar lain di dunia.

“Kemampuan bertahan hidup kapal meningkat secara dramatis dengan meningkatnya ukuran kapal. Angkatan Laut Inggris pada 1915 kemudian membuat kapal selanjutnya yang berbobot 27.000 ton. Dan pada 1920 kapal perang terbesar di dunia (HMS Hood) dengan bobot 45.000 ton muncul,” kata Profesor Robert Farley dari Patterson School of Diplomacy and International Commerce dalam artikelnya di National Interest.

Namun dalam Perang Dunia II, ukuran raksasa justru menjadi titik lemah kapal. Battleship memang memiliki kemampuan bertahan lebih tinggi dibandingkan dengan kapal kelas lain. Tetapi kapal ini juga tidak bisa memukul lawan dengan baik.
Terlebih kemudian dengan perkembangan senjata kala itu, sekuat apapun kapal tetap tidak bisa menahan gempuran rudal kapal permukaan dan kapal selam serta gerombolan pesawat tempur. Dengan lambatnya kemampuan manuver menjadikan Battleship sebagai sasaran empuk dari udara, permukaan dan dalam lautan, Pelan namun pasti Battleship mulai disingkirkan dari medan perang.

Pada era Perang Dingin, Uni Soviet mencoba menghidupkan kembali konsep. Pada sekitar tahun 1970 negara meluncurkan proyek yang bertujuan untuk membangun kapal penjelajah rudal berat kelas Kirov.
Sebagai tanggapan, Amerika Serikat tidak membangun kapal baru tetapi memperbaharui empat Battleship kelas Iowa dan kembali ke layanan dalam beberapa tahun. Dan sejak itu Battleship kembali hilang. Empat Kelas Iowa Amerika juga dipensiun meski tidak seluruhnya dihancurkan.

Sementara itu, China sedang menguji kapal perang permukaan type 055 yang akan menjadi kapal militer terbesar di Asia. Angkatan Laut Rusia tidak mau ketinggalan dengan mengumumkan pihaknya berencana untuk memulai pembangunan kapal perusak kelas Lider mulai tahun 2019.
Menurut desainer, kapal perang baru Rusia akan memiliki bobot 17.500 ton dan membawa 60 rudal jelajah anti-kapal, 128 rudal anti pesawat dan 16 rudal anti-kapal. Kapal perang diperkirakan akan mencapai kecepatan 30 knot dan tetap di laut hingga 90 hari tanpa dukungan.

Profesor Farley menggarisbawahi bahwa kapal-kapal besar memang masih memiliki kekuatan mematikan dan bertahan hidup yang unggul.
“Misalnya, kapal yang lebih besar dapat membawa senjata yang lebih besar dan banyak, yang dapat mereka gunakan baik untuk tujuan ofensif dan defensif. Kemajuan teknologi meriam (seperti sistem canggih meriam 155 mm yang dipasang pada Destroyer kelas Zumwalt) berarti bahwa kekuatan artileri angkatan laut bisa menyerang lebih jauh dan lebih akurat dari sebelumnya, “katanya.


“Kapal yang lebih besar dapat menghasilkan tenaga lebih, kemampuan mematikan yang meningkat serta kemampuan bertahan juga makin lengkap (laser anti-rudal, teknologi sensor defensif, sistem pertahanan jarak dekat),” tekan Farley. Dia menambahkan bahwa kapal perang modern kemungkinan besar akan digunakan untuk melawan sistem berbasis pantai.

0 comments:

Post a Comment