Ilmuwan dan
insinyur Jerman memainkan peran kunci dalam program angkasa luar Amerika
Serikat. Banyak teknologi militer Nazi yang direbut Amerika pada akhir Perang
Dunia II, salah satunya teknologi rudal yang kemudian dikembangkan dan membantu
astronot mencapai bulan.
Roket V-2 merupakan salah satu bagian kunci dari teknologi Jerman yang direbut dan sangat ditakuti. Digunakan untuk membombardir Inggris pada tahun 1944
dan 1945, V-2 menewaskan ribuan orang, terutama warga sipil.
Seperti
halnya Pentagon yang tidak mengabaikan V-2, Uni Soviet juga menggunakan roket
ini untuk mengembangkan rudal mereka secara besar-besaran pada era Perang
Dingin.
US Army
mengambil sejumlah besar V-2, di potong, dan dibawa ke White Sands Proving
Ground di New Mexico. Di sana
mereka disatukan lagi dan ditembakkan 100 mil ke atmosfer untuk “penelitian
kosmik.” Instrumen Onboard mencatat data tentang radiasi kosmik, kecerahan
langit, kecepatan angin, dan variabel lainnya.
V-2
merupakan roket jarak jauh yang cukup handal ketika jatuh ke pangkuan Angkatan Darat
AS. Pengembangan dasar V-2 yang sudah diselesaikan oleh Jerman kemudian oleh
para insinyur di White Sands dikembangkan dalam hal desain, meningkatkan
jangkauan dan payload.
Pada tahun
1951, semua V-2 telah dibuat di Amerika, termasuk meningkatkan berat dan
playload maksimum hingga 47 persen. Pelajaran
yang didapat dari V-2 menyebabkan lahirnya roket dua tahap pertama Amerika
Serikat.
Sebuah roket Corporal ditempatkan di hidung V-2, menjadi tahap kedua
yang disebut Bumper, membuat roket mampu menempu jarak lebih besar dan tinggi.
Rata-rata V-2 mencapai ketinggian 116 mil, tapi Bumper terbukti mampu mencapai
jarak 244 mil.
V-2 pertama
diluncurkan dari White Sands pada bulan April 1946. Penerbangan
lainnya terjadi di Cape Canaveral di Florida, dan penerbangan berlanjut hingga
1952. Pengalaman dengan V-2 berguna tidak hanya untuk lompatan program luar
angkasa AS, tetapi juga untuk mengembangkan rudal nuklir jarak jauh.
0 comments:
Post a Comment