Militer
Jepang akan menggelar simulasi latihan di atas meja untuk merespon jika terjadi
bentrok militer antara China dan Taiwan. Latihan ini akan dilakukan pada pekan
depan. "Pasukan
Bela Diri akan melakukan latihan dari hari Senin sampai Jumat dengan partisipasi
militer Amerika Serikat (AS) sebagai pengamat," kata sumber pemerintah
Jepang kepada Kyodo News seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat
(20/1/2017).
Latihan ini
tidak akan melibatkan pengiriman pasukan yang sebenarnya. Latihan militer
tersebut akan menganggap bahwa AS dan Jepang tengah menanggapi konflik militer,
tulis Kyodo dalam laporannya.
Latihan
pekan depan akan menguji militer Jepang setelah undang-undang baru memperluas
kewenangannya dari pertahanan diri yang ketat, sebuah kondisi pasca perang
pasifik.
Undang-undang
tersebut akan mulai berlaku pada Maret mendatang. Secara teknis memungkinkan
pasukan Jepang untuk terlibat dalam pertempuran di luar negeri jika keamanan
mereka terancam.
Seorang juru
bicara Kementerian Pertahanan Jepang menolak berkomentar tentang laporan
tersebut.
Sementara
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China mengatakan Jepang harus tetap keluar dari
apa yang disebut urusan internal. "Saya pikir ini mencerminkan bahwa
beberapa orang di Jepang memiliki mentalitas tertentu bahwa hal terakhir yang
mereka inginkan adalah dunia yang stabil," kata juru bicara Kemlu China
Hua Chunying.
"Saya
ingin menekankan bahwa masalah Taiwan adalah urusan internal China, dan kami
berharap Jepang akan sangat hati-hati dengan kata-kata dan tindakan serta tidak
melakukan apa pun yang akan merusak perdamaian dan stabilitas regional,"
imbuhnya.
0 comments:
Post a Comment