Wednesday, 11 January 2017

GPS Guided Bomb: Harapan Implementasi Bom Pintar Untuk Indonesia


Meski masih berujung pada prototipe, pengembangan sistem senjata matra udara berupa smart bomb (bom pintar) tak lekang ditelan harapan. Setelah Litbang TNI AU (Dislitbangau) dan Litbang Kemhan (Kementerian Pertahanan) menciptakan prototipe smart bomb sejak tahun 2012, BUMN Strategis PT Pindad juga mempersiapkan solusi smart bomb untuk kebutuhan TNI AU, dan lebih spesifik PT Pindad merujuk kemitraan dengan LIG Nex1 dari Korea Selatan dalam rencana mewujudkan bom pintar berpemandu GPS (Global Positioning System).


Dalam ajang Indo Defence 2016 yang berlangsung bulan November 2016, LIG Nex1 secara khusus membuka indoor stand, dan salah satu yang ditampilkan dalam stand adalah mockup smart bomb KGGB (Korean GPS Guided Bomb). Meski berupa mockup, tampilan bom pintar dengan mounting bersayap ayun ini lumayan menarik perhatian pengunjung, terlebih pamor bom pintar kembali meroket kala AU Turki rajin membombardir kedudukan ISIS di Suriah dengan Joint Direct Attack Munition (JDAM).


Secara khusus dalam mockup KGGB, secara tegas terdapat label stiker Pindad, dan memang kedua perusahaan berencana mengembangkan produksi jenis senjata ini untuk kebutuhan lokal. Lebih detail tentang KGGB, bom pintar ini di negara asalnya telah berstatus operasional, tepatnya AU Korea Selatan menggunakan bom pintar ini sejak tahun 2014. Menawarkan sebuah platform mounting, KGGB dirancang untuk kompatibel dengan beragam tipe bom ber-standar NATO. Semisal di TNI AU dominan tersedia bom MK81 dan MK82, maka mounting jacket KGGB pun siap digandengkan dengan kedua bom tersebut.


KGGB dipandu menggunakan sinyal satelit GPS dengan Inertial Navigation System (INS), pada varian awal yang digunakan AU Korsel masih mencomot teknologi GPS komersial. Meski dari aspek presisi tidak jadi soal, penggunaan GPS komersial rentan pada aksi jamming, terlebih menurut informasi intelijen pihak Korea Utara mampu melakukan jamming pada sinyal GPS. Dan baru pada Agustus 2016, Amerika Serikat menyetujui penjualan teknologi Millitary GPS untuk Korea Selatan. Millitary GPS dilengkapi kode unik yang tidak dapat diakses tanpa US military access codes.


Ciri khas lain dari KGGB adalah tidak diperlukan modifikasi apa pun pada pesawat tempur pengusung. Cantelan bom ini sudah disesuaikan untuk dipasang pada jet tempur jenis F-4 Phantom, F-5 E/F Tiger, F-15 Eagle, F-16 Fighting Falcon, dan FA-50 Golden Eagle. 


Meski menyandang status sebagai bom (tanpa tenaga dorong), namun dengan dukungan flight control unit, main wing, guidance kit, dan tail kit, bom pintar ini sanggup terbang melayang menghampiri sasaran dengan jarak jangkau 100 km. Seperti halnya rudal jelajah, sayap utama KGGB akan mengembang setelah bom diluncurkan.


Dalam gelar pertempuran, saat bom pintar meluncur maka yang berlaku adalah fire and forget. Namun sebelum itu pilot lewat perangkat PDU (Pilot Display Unit) dapat melakukan koreksi pada sasaran. Dalam perangkat PDU terdiri dari display map and dynamic LAR (Launch Acceptable Region), check guidance kit status, dan mission downloading. Saat pilot melakukan kalkulasi pada sasaran dan pengecekan pada status senjata, semua dilakukan lewat wireless interface. Sebagai tenaga dari kesuluruhan sistem pemandu, pada komponen KGGB ditenagai baterai lithium polymer untuk long mission life.


Guna menambah daya letalitas, LIG Nex1 menawarkan tambahan fuzing system yang mencakup FMU-139, FMU-48, FMU-152. FMU- 13, M-904, dan ATU-35. Dengan kecanggihan sistem pemandu, bom pintar ini dapat dioperasikan siang dan malam, bahkan bisa mengantam sasaran yang berada dibalik suatu bukit. LIG Nex1 tidak sendiri dalam mengembangkan bom pintar ini, ikut terlibat dalam penciptaan adalah Agency for Defense Development (ADD).

Dalam jagad alutsista nasional, nama LIG Nex1 masih terbilang asing, namun manufaktur senjata dari Korea Selatan ini telah memasok rudal MANPADS Chiron untuk Detasemen Perhatahan Udara (Denhanud) Paskhas TNI AU. Di Indo Defence 2016, LIG Nex1 juga telah menandatangani kerjasama dengan PT Len untuk pengembangan CMS (Combat Management System) kapal selam.

0 comments:

Post a Comment