Wednesday, 9 November 2016

Menangkan Pilpres Amerika Serikat, Ini Kebijakan Trump Di Bidang Militer Dan Keamanan

Donald Trump sudah berada diambang pintu Gedung Putih. Suara elektoral Calon Presiden dari Partai Republik ini terus bertambah dan meninggalkan calon Presiden dari Partai Demokrat, Hillary Clinton. Banyak pihak yang merasa cemas dengan posisi Trump jika terpilih sebagai Presiden AS.
Bukan hanya masyarakat Amerika, melainkan juga sekutu-sekutu negara adidaya tersebut, termasuk sejumlah negara yang tergabung dalam Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).


Donald Trump diprediksi akan mengeluarkan kebijakan kontroversial di bidang pertahanan dan keamanan AS.
Ada-pun pernyataan Trump dalam kampanyenya soal isu-isu pertahanan dan keamanan, baik di AS maupun internasional ialah: 
- Anggaran militer AS akan ditingkatkan.
- Akan membangun tembok diperbatasan AS-Meksiko untuk menghalangi akses imigran gelap, dan akan memaksa meksiko untuk membiayai pembangunan tembok tersebut.
- Tidak akan lagi menggratiskan senjata untuk NATO.
- Mengultimatum negara NATO agar tidak terlalu bergantung kepada AS.
- Mengancam tidak akan melindungi para sekutu NATO karena kontribusi mereka terhadap anggaran NATO tidak adil atau tidak sepadan.
- Hanya akan membela sekutu NATO yang memenuhi. kewajiban finansial mereka.
- Mengizinkan Jepang dan Korea Selatan memiliki senjata nuklir.
- Menarik mundur tentara AS dari semenanjung Korea dan membiarkan Jepang, Korut dan Korsel terlibat perang nuklir.
- Menghancurkan ISIS akan menjadi prioritas.
- Meminta kontribusi tentara Arab Saudi untuk memerangi ISIS. Jika menolak, Trump akan menghentikan pembelian minyak dari negara tersebut.
- Mengembargo kembali Iran. Menurut Donald Trump, Iran adalah terorist Islam nomor 1 di dunia.
- Memberikan Sanksi yang lebih berat kepada Korut, karena sangsi yang ada dianggap masih kurang.
- Akan coba untuk merangkul Rusia.

0 comments:

Post a Comment