Sunday, 15 January 2017

Blokade AS Terhadap Pulau-Pulau di Laut Cina Selatan Dapat Berujung Perang


Amerika Serikat berisiko memicu perang besar-besaran dengan Cina jika mereka memblokade pulau-pulau di Laut Cina Selatan, demikian diungkap media resmi Pemerintah Cina, Global Times, Jumat (13/1).

Jika kebijakan yang direncanakan kandidat menteri luar negeri AS Rex Tillerson diterapkan, kedua pihak sebaiknya bersiap-siap untuk bentrok militer. Pernyataan Global Times mengacu pada pernyataan Tillerson sebelumnya. Ia mengatakan, China seharusnya tidak diberi akses ke Laut Cina Selatan.

Tillerson sebaiknya menata strategi kekuatan nuklir jika ia ingin memaksa kekuatan nuklir menarik diri dari wilayahnya sendiri, tulis editorial Global Times yang dikutip the Guardian.

China memiliki tekad dan kekuatan yang cukup untuk memastikan bahwa ancamannya tidak akan berhasil kecuali Washington ingin memicu perang besar-besaran di Laut Cina Selatan, pendekatan apa pun yang mencegah akses Cina ke pulau-pulau tersebut adalah hal bodoh.

Laut Cina Selatan diklaim sebagian besar oleh Cina dan sisanya oleh Taiwan, Malaysia, Vietnam, Filipina, dan Brunei.

Sementara, harian China Daily menulis, komentar Tillerson tidak layak dianggap serius karena masih diwarnai kenaifan, pandangan pendek, prasangka, dan fantasi politis yang tidak nyata.

Pada Jumat, Menteri Luar Negeri Filipina Perfecto Yasay mengatakan, langkah apa pun yang diambil AS untuk mengeluarkan Cina dari Laut Cina Selatan adalah hak prerogatif AS. Hal itu, katanya, dilakukan sesuai kepentingan AS sendiri. Komentar Yasay disampaikan dalam wawancara televisi untuk menanggapi pernyataan Tillerson.

Mereka bilang akan mencegah Cina melakukan aktivitasnya (di Laut Cina Selatan). Jika ingin melakukannya, mereka memiliki kekuasaan untuk melakukannya, jadi biarkan saja, ujar Yasay.

Pernyataan Tillerson Di hadapan Senat menyatakan Cina harus dilarang memasuki pulau-pulau yang ada diLaut Cina Selatan.

Kami akan mengirim sinyal kepada China, pertama, menghentikan pembangunan di pulau-pulau itu. Kedua, tidak memperkenankan akses masuk kepulau-pulau itu, ujar Tillerson di hadapan Komisi Hubungan Internasional di Senat AS, Rabu.

Mantan chief executive officer Exxon Mobil Corp itu tidak memerinci langkah yang akan dilakukannya untuk menghentikan akses masuk terhadap China ke pulau-pulau di Laut China Selatan.

China membangun pulau-pulau itu dari terumbu karang dan telah membangun lapangan terbang militer besar di atasnya.

Ia juga menyalahkan Pemerintah AS saat ini yang tidak memberikan respons serius. Ketidak seriusan AS menanggapi masalah ini dinilainya akan mendorong Cina untuk terus menguasai Laut Cina Selatan.

Cara kita menanggulangi ini adalah dengan menunjukkan dukungan terhadap negara-negara sekutu lama di Asia Tenggara, ungkapnya.

Tillerson menganggap pembangunan di Laut Cina Selatan dan pengakuan wilayah yang dilakukan Cina merupakan aksi ilegal. Mereka mengambil alih wilayah atau menyatakan telah mengambil alih wilayah yang tidak berhak bagi Cina, kata dia.

Di bawah kepemimpinan Presiden Barack Obama, AS bersikap tetap netral terhadap klaim kedaulatan Laut Cina Selatan. AS tidak mengakui klaim negara manapun terhadap wilayah tersebut. Namun, AS kerap menantang China dengan menunjukkan kapal perang mereka melintas di dekat Laut China Selatan. AS beralasan, aksi ini disebut sebagai penerapan kebebasan bernavigasi.

0 comments:

Post a Comment