Sunday, 22 January 2017

Latihan Pengiriman Cepat, Inggris Kirim 5 Tank ke Prancis Lewat Terowongan


Angkatan Darat Inggris mengirimkan lima tank tempur utama Challenger 2 ke Prancis melalui Terowongan Channel dan kembali lagi ke Inggris. Pengiriman ini dilakukan sebagai upaya untuk menguji rel dan terowongan kereta api itu apakah mampu menahan kendaraan berat sebagai antisipasi jika harus dilakukan pengiriman cepat tank ke Eropa Timur jika terjadi krisis dengan Rusia.

Lima kendaraan lapis baja dibawa dengan gerbong menuju ke Prancis pada Rabu 18 Januari 2017 setelah tengah malam sebagai bagian dari latihan logistik. Tank kembali ke Inggris beberapa jam kemudian.


Latihan dilakukan untuk mencari cara-cara baru guna menyebarkan armor dari Inggris setelah menutup pangkalan di Jerman. Ketika pangkalan ditutup pada akhir dekade ini, Angkatan Darat harus mengerahkan kendaraan lapis baja dari Inggris jika mereka dibutuhkan oleh pasukan reaksi cepat NATO untuk meningkatkan pertahanan di Eropa Timur.

Angkatan Darat secara rutin menggelar latihan mengangkut tank di jaringan kereta api Eropa selama Perang Dingin, tapi kemampuan itu telah hilang setelah operasi fokus ke Afghanistan dan Irak. Angkatan Darat masih menggunakan Channel Tunel untuk mengangkut kontainer dari persediaan dan peralatan, tetapi mereka tidak pernah mengangkut kendaraan lapis baja.

Kementerian Pertahanan mengatakan Angkatan Darat juga dapat mengangkut tank dengan feri dan pesawat jika diperlukan.

Inggris sedang mempersiapkan untuk mengirim 800 tentara bersama dengan sejumlah tank, kendaraan lapis baja dan pesawat ke Estonia musim semi ini dalam upaya NATO untuk meyakinkan negara-negara Baltik dari agresi Rusia. Tank-tank akan melakukan perjalanan dari Jerman, tidak dari Inggris.


“Angkatan Darat berhasil melakukan latihan untuk menguji kelangsungan hidup menggunakan terowongan Channel untuk memindahkan kendaraan dan peralatan ke daratan Eropa, menambah pilihan yang tersedia dan meningkatkan kelincahan Angkatan Bersenjata kami, ” kata seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Inggris sebagaimana dikutip Telegraph.

0 comments:

Post a Comment