Sebagai
negara berkembang, Indonesia tengah mengembangkan kemandirian industri
pertahanan. Mulai dari pesawat, kendaraan taktis, tank, hingga senjata sudah
diproduksi di dalam negeri.
Dengan
berbagai kekuatan pertahanan yang dimiliki saat ini menjadikan Indonesia
menempati peringkat 14 dunia dalam kekuatan militernya versi Global Fire Power
(GFP) sepanjang 2016. GFP adalah adalah sebuah situs yang menyediakan analisis
kekuatan militer sebagian besar negara di dunia.
Peringkat
kekuatan militer ini di atas negara-negara maju layaknya Israel yang berada di
peringkat 16, Spanyol di peringkat 27 dan Belanda pun yang pernah menjajah
Indonesia selama ratusan tahun berada di peringkat 39.
Pencapaian
ini ternyata juga didukung dengan kemampuan Indonesia dalam memproduksi minyak
mentah. GFP menganggap apapun kekuatan militer yang dimiliki sebuah negara
tidak akan berjalan tanpa adanya bahan bakar.
Dalam
laporan GFP, produksi minyak Indonesia pada 2016 sebesar 789.800 barel per day.
GFP juga mencatatat cadangan minyak Indonesia sebesar 3,6 miliar barel yang masih
tersimpan di dalam perut bumi.
Hal lain
yang juga mendukung kekuatan militer adalah anggaran pertahanan Indonesia yang
pada 2016 mencapai US$ 6,9 miliar.
Di sisi lain
GFP mencatat militer Indonesia memiliki Purchasing Power Parity mencapai US$
2,6 triliun.
Dikutip
Liputan6.com dari laporan GFP, saat ini kekuatan militer Indonesia terdiri dari
400 ribu pasukan siap tempur. Jika dipetakan kekuatan militernya, dari sisi
udara, TNI-AU memiliki 35 jet tempur, 152 helikopter dan 5 helikopter tempur.
Di sisi
darat, TNI-AD memiliki tank sebanyak 468 unit, kendaraan tempur taktis sebanyak
1.089 unit, Multiple-Launch dan Ricket System (MLRSs) 86 unit.
Sementara
dari sisi laut, Indonesia memiliki 221 KRI, dimana dari jumlah itu ada 6 kapal
bersifat sebagai penghancur, 66 kapal penjaga pantai, dan 2 kapal selam.
0 comments:
Post a Comment