Selain Anoa
amfibi yang dijajal langsung oleh Presiden Joko Widodo, gelaran Rapat Pimpinan
TNI di Mabes TNI Cilangkap juga diramaikan dengan pameran statik alutsista
hasil pengembangan atau modifikasi yang dilakukan oleh TNI bekerjasama dengan
perusahaan rekanan. Salah satu yang ditemui dan belum pernah dipamerkan
sebelumnya adalah modifikasi atau upgrade terhadap tank ringan FV101 Scorpion
milik Kavaleri TNI AD.
Seperti
diketahui, TNI AD memiliki sejumlah tank ringan Scorpion 90 yang dibeli pada
masa Orde Baru dan terdiri dari varian FV101 Scorpion dengan meriam atau kanon
90mm low pressure Cockerill MK3M-A1, kendaraan angkut pasukan FV103 Spartan,
kendaraan evakuasi/ recovery FV106 Samson, versi ambulan FV104 Samaritan, serta
varian logistik dan pembawa jembatan, berikut truk Bedford pengangkutnya.
Saat
ini TNI AD telah memiliki jajaran MBT Leopard 2A4, tetapi bukan berarti
Scorpion 90 kemudian dipensiunkan. Justru sebaliknya, Scorpion 90 yang dimiliki
TNI AD ditingkatkan kemampuannya agar masih sesuai dengan tingkatan dan ancaman
yang dihadapi oleh TNI.
Modifikasi
daya gerak tersebut terlihat pada penggantian sistem rantai Scorpion 90, dari
yang tadinya menggunakan track link atau konektor antar segmen rantai model
single pin menjadi double pin. Penggantian ini memudahkan perawatan, karena
desain rantai orisinil Scorpion membuatnya sukar dirawat dan diganti pad
shoenya. Dengan penggantian ke sistem double pin, maka penggantian pad shoe
atau tapak/ sepatu karet bisa dilakukan dengan mudah, sehingga tidak
meninggalkan jejak pada aspal dan awak lebih nyaman saat berkendara.
Sementara
modifikasi ekstensif dilakukan pada sistem penginderaan dan solusi penembakan. Scorpion 90
versi asli dilengkapi dengan sistem kendali penembakan Avimo dan sistem bidik
yang distabilisasi. Namun keterbatasannya terletak pada kemampuan bidik dalam
kondisi cahaya minim atau pada malam hari. Teleskop bidik pada Scorpion 90
memang sudah dilengkapi dengan sistem night vision, tetapi masih menggunakan
sistem generasi kedua yang kurang sensitif untuk menemukan sasaran yang
jaraknya jauh, dan mudah silau apabila terkena sumber cahaya terang seperti
kilat petir.
Pada
Scorpion 90 hasil upgrade ini dipasang sistem kamera termal generasi terbaru,
dimana danran memiliki opsi kamera termal dengan lensa 100mm dan 25mm,
sementara juru tembak menerima kamera termal 100mm. Pengemudi pun menerima
kamera termal 19mm untuk membantu mengemudi di malam hari. Boks sistem kamera
ini disediakan pada dudukan yang dipasang di atas pangkal meriam untuk juru
tembak, dan dipasang pada turret kecil di antara blok teleskop bidik untuk
komandan. Versi milik komandan dapat berputar 360o untuk memampukannya memburu
sasaran. Sementara untuk pengemudi, dipasang satu rumah optik di sisi kiri
glacis tepat di depan palka untuk keluar masuk pengemudi.
Sementara
untuk ubahan yang paling gahar adalah sistem komputer balistik baru untuk
Scorpion 90, yang mampu menghitung lintasan balistik peluru yang lebih banyak
dibanding sebelumnya. Komputer bidik pun bisa menjejak lima sasaran secara
simultan yang tertangkap di layar komputer, dan mengunci satu di antaranya.
Gerak laras dan kubah bisa diatur untuk terus mengikuti sasaran, sampai dengan
penyediaan solusi penembakan untuk menghajar sasaran. Kita harapkan agar hasil
riset ini dapat diteruskan untuk modifikasi seluruh Scorpion 90 milik TNI AD.
Spesifikasi
Scorpion 90:
• Pabrik :
Alvis
• Berat : 8
ton
• Panjang :
5,2 meter
• Tinggi :
2,2 meter
• Kru : 3
orang
• Kanon :
Cockerill caliber 90 mm
• Mesin :
Cummins diesel BTA 5.9 liter 190 hp (140 kW)
• Transmisi
: David Brown TN15
• Suspensi :
Torsion-bar
• Jarak
tempuh : 756 Km
• Kecepatan
Max : 80 Km/jam
0 comments:
Post a Comment