Jepang harus mengirimkan jet tempur untuk mencegat dan
mengawal pesawat militer asing sebanyak 883 kali selama sembilan bulan. Ini
adalah rekor terbaru dengan sebagian besar insiden melibatkan China.
Kementerian Pertahanan Jepang sebagaimana dikutip Japan
Times Sabtu 21 Januari 2017 mengatakan jumlah ini naik 316, atau 36 persen,
dari periode yang sama tahun sebelumnya. Dari scramble yang dilakukan 73 persen
melibatkan pesawat China.
Jika tren ini terus berlanjut, jumlah untuk seluruh tahun
fiskal yang akan sampai Maret kemungkinan akan mencapai lebih dari 1.000 yang
juga melebihi rekor 944 pada tahun 1984 selama Perang Dingin.
Meskipun tidak ada pesawat melanggar wilayah udara Jepang
selama periode sembilan bulan, angka ini mengindikasikan meningkatnya
ketegangan atas kegiatan militer China.
Pada bulan Desember, kapal angkatan laut China termasuk
operator kapal induk Liaoning, dan frigat berlayar antara pulau utama Okinawa
dan Miyako. Jepang mengirikan jet tempur setelah helikopter lepas landas dari
kapal dan terbang hingga berjarak 10 kilometer dari wilayah udara Jepang
sekitar Miyako.
Secara keseluruhan, Jepang mencegat pesawat China 644 kali
selama periode sembilan bulan, 271 lebih banyak dari pada periode yang sama
tahun sebelumnya.
Jepang juga mengirimkan jet tempur 231 kali untuk mengawal
pesawat Rusia. Sementara enam insiden melibatkan pesawat Taiwan.
Jepang sejak tahun 1958 memang secara rutin mengumumkan
statistik pencegatan pesawat yang dilakukan oleh Angkatan Udara Bela Diri
Jepang.
0 comments:
Post a Comment