Jet tempur NATO dan Rusia secara konstan melakukan pertemuan di wilayah udara Baltik. Setidaknya 600 kali kontak di udara antara pesawat kedua pihak terjadi sepanjang tahun ini.
Pilot Jerman menjadi pihak yang paling sering melakukan intersepsi ketika melakukan misi penjagaan di wilayah udara Estonia, Latvia dan Lithuania .
Tujuh pilot pesawat tempur Jerman ditempatkan di pangkalan udara di Amari, barat dari ibukota Estonia Tallinn. Mereka membawa jet tempur Eurofighter Typhoon yang menjadi tulang punggung kekuatan udara Jerman.
Letnan Kolonel Swen Jacob, komandan pilot Jerman, mengatakan mereka sering terbang dengan jarak 10 kilometer dari jet Rusia dan pada satu kesempatan pilot Rusia memberinya ‘hormat’ dengan jari tengah.
“Mungkin dia terlalu banyak menonton Top Gun ,” candanya kepada Washington Post.
Dilaporkan juga sejak ditempatkan di Amari mulai 31 Agustus, pilot Jerman telah melakukan scramble 34 kali dengan Sukhoi SU-27 Flanker menjadi pesawat yang paling sering ditemui. Dengan kata lain, Typhoon dan Flanker menjadi pesawat yang paling sering bertemu di Baltik.
Pesawat Rusia sering terbang di sepanjang koridor wilayah udara internasional antara St Petersburg dan kantong Kaliningrad dan barat sejauh pulau Denmark Falster.
Pilot Rusia sering terbang tanpa transponder, membuat mereka hampir tak terdeteksi.
“Pesawat tempur hampir selalu bersenjata lengkap. Enam jenis rudal. Mereka bisa membawa sampai 10,” kata Letkol Jacob kepada Washington Post.
Gudang senjata Flanker mencakup rudal udara ke udra Vympel R-27, R-73 dan R-77. Selain itu juga membawa rudal anti kapal Kh-35U Zvezda, roket S-8 dan S-13 roket dan sejumlah bom lain.
Angkatan udara Prancis juga memiliki empat jet tempur berbasis di Šiauliai di Lithuania. Kontingen Perancis dan Jerman dijadwalkan akan dirotasi dari daerah pada bulan Januari dan digantikan oleh pilot NATO lainnya.
0 comments:
Post a Comment