India secara
resmi akhirnya menandatangani kontrak yang telah lama tertunda untuk pembelian
145 unit M777A2 LW155 howitzer ultralight dari Amerika Serikat senilai US$737
juta atau hampir Rp10 triliun.
Kesepakatan
itu ditandatangani Rabu 30 November 2016 dengan produsen peralatan asli, anak
perusahaan AS BAE Systems. Sebuah perjanjian formal Penjualan Militer Asing
(FMS) akan ditandatangani dengan pemerintah AS, Kamis, menurut top Kementerian
Pertahanan (MoD) resmi.
Sebagaimana
dilaporkan Defense News, India ingin senjata disampaikan secepat mungkin, namun
tidak ada rincian waktu yang diumumkan Kementerian Pertahanan. BAE Systems
bermitra dengan Sistem Pertahanan Mahindra India akan merakit 120 howitzer
ultralight, dan 25 sisanya dari senjata akan disediakan dalam tiga tahun ke
depan. Tentara India mencari total 220 howitzer ultralight selama 15 tahun ke
depan.
Sesuai
syarat dan kondisi yang ditentukan, BAE Systems juga akan mendirikan sebuah
fasilitas perakitan dan pengujian di India dengan Sistem Pertahanan Mahindra. Rencana
pembelian M777 ini sudah disepakati pada tahun 2005 tetapi kemudian dibatalkan
karena adanya tuduhan tender yang kompetitif dan tuduhan korupsi oleh Singapore
Technology Kinetics. Ini akan menjadi pengadaan luar negeri pertama senjata artileri
setelah jeda 30 tahun.
0 comments:
Post a Comment