Kapal korvet
eks kelas Nakhoda Ragam yang dibeli TNI AL pada 2013 dan bersalin rupa menjadi
MRLF (Multi Role Light Frigate) kelas Bung Tomo, secara perlahan melengkapi
diri dengan beragam sistem senjata.
Seperti
diketahui, MRLF kelas Bung Tomo ini sudah dilengkapi dengan VLS (Vertical
Launch System) sebanyak 16 sel yang meluncurkan rudal antipesawat untuk sistem
anti pertahanan kapal perang itu sendiri. Desain asli VLS pada MLRF sendiri
diperuntukkan bagi rudal Seawolf. Sayangnya, rudal ini sudah uzur dan tidak
diproduksi lagi.
TNI AL
sendiri sudah melakukan pengadaan sejumlah sistem rudal pertahanan diri,
termasuk rudal MICA untuk PKR-10514. Salah satu pesaing sebelum MICA terpilih
adalah rudal Umkhonto buatan Denel Defense (Kentron) Afrika Selatan. Untuk
MLRF kabarnya Denel Defense ikut serta lagi untuk memperebutkan ‘hunian’ di
dalam VLS.
Umkhonto
sendiri merupakan nama tombak sakti milik Raja Shaka dari suku Zulu. Rudal
pertahanan diri ini memang relatif kurang terdengar di kancah persaingan
internasional, tetapi bukan berarti tak bertaji. Adopsi Umkhonto oleh 12
Angkatan Laut di seluruh dunia menjadi buktinya.
Umkhonto
tersedia dalam tiga varian: pemandu infra merah (Umkhonto IR) untuk jarak
dekat, pemandu IR dengan booster (Umkhonto ER-IR) untuk jarak sedang, dan
pemandu Radar (Umkhonto-R) untuk sasaran BVR (Beyond Visual Range). Besar
kemungkinan yang dijajaki oleh TNI AL adalah Umkhonto IR Block 2 yang memiliki
jarak efektif sampai 15 km terhadap sasaran seukuran pesawat terbang.
Pengembangan
awal dari Umkhonto IR (Block I) dilakukan Denel pada tahun 2001 untuk
mempersenjatai frigat kelas Meko A200 yang memang dilengkapi dengan VLS. Pengembangan
varian Umkhonto IR Block 2 dilakukan atas pesanan AL Finlandia yang hendak
memasangnya ke kapal cepat kelas Hamina.
Denel memasang sistem pemandu IR
generasi baru dan algoritma pengenalan sasaran yang lebih baik. Dengan sistem
ini Umkhonto mampu membedakan antara sasaran dan objek sekitar sehingga
memiliki pertahanan terhadap gangguan elektronik atau lingkungan sekitar yang
lebih baik.
Rudal
sepanjang tiga meter dan berbobot 125 kg saat peluncuran ini hanya butuh 16
detik untuk melesat menuju sasaran sejauh 8 km dari kapal peluncur.
Kemampuannya bermanuver di udara disediakan oleh nosel yang bisa diubah-ubah
sudutnya (thrust vectoring control).
Karena
sistem pemandunya yang berbasis infra merah, Umkhonto IR cukup menerima
informasi sasaran dari sistem manajemen pertempuran. Sistem manajemen menerima
pasokan data sasaran udara dari radar pencari dan penjejak 3 dimensi buatan
British Aerospace Insyte AWS-9 dan 1802SW yang terpasang pada MRLF.
Umkhonto IR
Block 2 juga dapat menerima informasi sasaran setelah rudal diluncurkan, atau
biasa dikenal dengan teknologi LOAL (Lock On After Launch). Rudal ini juga mampu
menerima pembaruan informasi dan koreksi atas data sasaran saat tengah
meluncur, dan langsung di-update ke sistem pemandu inersialnya.
Umkhonto-IR
menyalakan sistem pemandu IR-nya pada saat fase terminal untuk menjejak emisi
panas dari sasarannya dan menghantam sasaran dengan hulu ledak fragmentasi.
Spesikasi
Umkhonto IR Block 2
Panjang :
3.320mm
Diameter :
180mm
Bentang
sayap : 500mm
Spek VLS :
panjang kotak 3.800mm, diameter 650mm
Jarak :
15.000m dan sampai 20.000m
0 comments:
Post a Comment