Ketika
Moskow mengerahkan system pertahanan udara S-400 ke Suriah setelah pesawat
Su-24 mereka ditembak jatuh oleh F-16 Turki pada akhir November 2015, sumber
media Rusia dan Barat dengan cepat melaporkan bahwa system ini mampu menembak
target pada jarak 400 km atau 250 mil.
Kemampuan
ini mampu dicapai karena S-400 telah dilengkapi dengan rudal baru yang dikenal
sebagai 40N6. Pernyataan serupa kembali muncul setelah penyebaran S-400 ke
Kaliningrad dan Crimea. Namun, lebih dari setahun setelah penyebaran ke Suriah,
ada sedikit bukti yang menunjukkan bahwa 40N6 sudah benar-benar operasional.
Banyak
kebingungan apakah 40N6 telah diterjunkan dengan S-400 termasuk apakah rudal
ini juga digunakan dengan system lain yakni S-300V4 yang diterima pasukan Rusia
mulai akhir 2014.
Pada bulan
Maret 2015, Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan bahwa rudal baru dengan
kemampuan tembak 400 km dimaksudkan untuk digunakan dengan S-300V4 yang telah
memasuki layanan dengan militer Rusia. Sejumlah pihak mengasumsikan bahwa rudal
yang dimaksud adalah 40N6.
Asumsi ini
akhirnya terbukti salah. Bulan berikutnya sumber Pertahanan Rusia mengatakan
kepada kantor berita Rusia Tass bahwa rudal jarak jauh baru itu dibangun untuk
S-400 dan akan diselesaikan pada Mei-Juni tahun yang sama.
Sumber itu
lebih lanjut mencatat bahwa jangkauan rudal baru sama dengan rudal baru yang
diadopsi untuk sistem pertahanan udara S-300V4 tapi memiliki karakteristik
lebih unggul.
Meskipun
sumber Kementerian Pertahanan tidak menyebutkan nama S-400, pernyataan itu
adalah referensi yang jelas ke 40N6. Bahkan, isyarat bahwa S-300V4 dan S-400
akan memanfaatkan rudal yang berbeda dengan rentang yang sama, muncul menyusul
artikel di media jurnal berbahasa Rusia Vozdushno-Kosmicheskaya Oborona
(Aerospace Defense) pada Februari 2015 di mana penulis menyebutkan rudal
bintang tiga untuk S-300V4 dikenal sebagai 9M82MV.
Menurut
artikel 9M82MV berhasil diuji pada tahun 2004 dan 2006, dan mampu mencegat
target sampai dengan 350km (217 mil).
Konfirmasi
terakhir bahwa 40N6 adalah berbeda dengan rudal yang digunakan sistem S-300V4
datang September 2016 ketika wakil dari Concern Almaz-Antey (produsen utama
dari S-300V4) mengatakan kepada wartawan bahwa S-300V4 akan memanfaatkan rudal
baru dengan jarak 400km yang dikenal sebagai 9M82MD.
Berbeda
dengan 40N6 yang dikembangkan oleh Fakel Machine-building Design Bureau, 9M82MD
dikembangkan oleh Novator Design Bureau yang berarti bahwa rudal ini jelas
bukan 40N6.
Bukti lebih
lanjut yang menunjukkan belum adanya 40N6 di unit SAM Rusia dapat ditemukan
dalam gambar S-400 yang dikerahkan di Suriah dan di tempat lain. Sebuah
pencarian online cepat dari sistem transporter-erector-launcher (TEL) S-400
mengungkapkan mereka terlihat dalam konfigurasi “khas” yaitu dengan empat
container peluncur rudal.
Mengingat
bahwa rudal 48N6DM / 48N6E3 yang digunakan S-400, yang memiliki jangkauan
operasional maksimum diklaim 250 km, menempati container-launcher panjang,
sangat mungkin rudal dengan jangkauan lebih jauh seperti 40N6 membutuhkan
container lebih besar.
Oleh karena
itu tidak masuk akal untuk mengasumsikan bahwa rudal baru operasional. Mungkin
terlalu dini untuk menyebut wilayah udara dengan radius 400 km dari sistem
S-400 sebagai zona larangan terbang.
0 comments:
Post a Comment