Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengatakan telah memberikan kontrak kepada Lockheed Martin Aeronautics senilai US$61 juta atau sekitar Rp811 miliar untuk pemeliharaan pesawat tempur siluman F-22 Raptor.
Pentagon dalam siaran persnya Sabtu 31 Desember 2016 mengatakan dalam kontrak tersebut Lockheed akan menyediakan depot throughput, inspeksi analisa kondisi, perbaikan lapisan inlet, dan radar cross section
Pekerjaan akan dilakukan di Hill Air Force Base di negara bagian Utah dan di Marietta Georgia dan diharapkan akan selesai pada 31 Desember 2017.
F-22 merupakan jet tempur siluman superioritas udara yang dibangun Lockheed Martin. Sampai sat ini Raptor diyakini sebagai pesawat tempur paling canggih di dunia. Amerika hanya memiliki kurang dari 200 pesawat ini setelah menghentikan produksinya lebih cepat karena tingginya biaya produksi.
F-22 memiliki banyak fitur desain yang unik yang membuatnya istimewa. Kanopi F-22 memiliki lapisan tipis emas (yang hanya setebal beberapa atom) di atasnya untuk menjaga emisi elektromagnetik masuk ke kopkit. Ini bagian terbesar dari bahan polycarbonate monolitik yang terbentuk hari ini
Raptor adalah salah satu pesawat paling awal yang memiliki kaca kokpit penuh, di mana layar LCD besar mengganti alat konvensional. Layar ini dikombinasikan dengan sensor fusion yang membuat F-22 menjadi pesawat yang sangat ramah bagi pilot dan menghilangkan kebutuhan navigator.
Struktur F-22 terbuat dari bahan kekuatan tinggi seperti paduan Titanium dan komposit, yang memungkinkan untuk menahan panas dan tekanan saat pesawat terbang supersonik berkelanjutan.
Badan pesawat dilapisi dengan bahan penyerap radar khusus yang menyerap gelombang radio. Bersama dengan bahan untuk membuat pesawat, lapisan inilah yang memberikan karakterisitik siluman pada Raptor.
Raptor memiliki kecepatan maksimal 2400 km / jam dengan kisaran terbang lebih dari 2.500 km. Pesawat membawa satu meriam M61A2 20-milimeter dengan 480 putaran, teluk senjata internal yang berisi 6 + 2 rudal dalam konfigurasi air to air. Harga pesawat diperkirakan sekitar US$150 juta atau hampir Rp2 triliun (dengan kurs Rp13.300).
0 comments:
Post a Comment