Markas Besar Tentara Nasional Indonesia menilai, saat ini media sosial (medsos)
menjadi medan pertempuran untuk mencapai tujuan. Hal itu disebabkan karena
medsos merupakan media yang sangat efektif, mudah, murah, cepat dan cakupannya
sangat luas.
“Selain
informasi penting, ternyata lebih banyak ditemukan berita-berita bohong (hoax)
yang berisi fitnah, adu domba, provokasi dan berita-berita lain yang
merugikan,” kata Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen TNI Wuryanto, Minggu (1/1/2017). Oleh
karenanya, Puspen TNI selalu mengikuti dan memonitor berita/informasi yang
berkembang di medsos. Apalagi, saat ini medsos merupakan sarana komunikasi yang
paling efektif dalam pembentukan opini publik.
“Penyebaran
pesannya hampir tidak dapat dibendung. Saat ini sekitar 130 juta-an penduduk
Indonesia termasuk prajurit TNI memanfaatkannya,” ujar Wuryanto.
Untuk itu,
dia berharap semua komponen masyarakat menyikapi medsos dengan pembelajaran,
kedewasaan dan penuh kehati-hatian. Hal itu untuk menyikapi semakin masifnya
berita-berita hoax yang dapat menyebabkan perpecahan, membahayakan persatuan
dan kesatuan, kebhinneka tunggal ikaan dan munculnya radikalisme.
“Harus ada
edukasi kepada masyarakat dalam menyikapi berita di medsos dan harus cek kepada
yang berwenang. Selain itu, jangan mudah untuk menyebarkan kembali
berita-berita tersebut,” tandasnya.
Kapuspen TNI
juga berharap dilakukan kanalisasi. Yaitu dengan memberikan penyadaran dan
pendewasaan kepada pengguna medsos. “Hal
tersebut agar dapat menumbuhkan kesadaran, sikap kritis dan cerdas seluruh
warga masyarakat. Sehingga, dapat memilah dan memilih berita yang positif,
bermanfaat sesuai dengan keinginan,” tegasnya.
Menurutnya,
masyarakat harus menguasai teknologi informasi dan memanfaatkannya untuk
kemaslahatan bangsa. Masyarakat juga diminta untuk menggunakan teknologi
informasi dengan tujuan yang jelas. “Jangan
sampai dikalahkan teknologi, tetapi jadilah tuan atas teknologi,” tukasnya.
0 comments:
Post a Comment