Rusia sedang mengembangkan pesawat yang dilengkapi dengan senjata laser generasi terbaru, kata seorang narasumber dari kompleks industri militer kepada TASS.
“Industri pertahanan saat ini tengah mengembangkan generasi terbaru senjata laser berbasis udara,” kata narasumber. Menurutnya, proyek pesawat dengan laser tersebut dikenal sebagai A-60. Sebelumnya, media massa melaporkan bahwa proyek ini dilaksanakan dalam kerangka kerja konstruksi Falcon-Echelon.
Laser Terbang A-60
Ini bukan pertama kalinya Rusia mencoba mengembangkan senjata laser yang dipasang di pesawat. Percobaan pertama pembuatan laser terbang pernah dilakukan pada era Soviet.
Pengembangan kompleks laser udara (LKAB) dimulai oleh Asosiasi Penelitian dan Produksi Almaz pada Juni 1965. Almaz kemudian mengembangkan kompleks bersama-sama dengan Kompleks Aviasi Ilmiah Teknis G.M. Beriev di Taganrog (1.126 kilmoter di sebelah selatan Moskow).
Bersama-sama, kedua pusat penelitian ini menciptakan sistem laser udara A-60 untuk dipasang pada pesawat Ilyushin Il-76. Pengujian sistem laser terbang ini dilaksanakan pada salah satu bandara di dekat Moskow pada 1983. Pada 27 April 1984, A-60 berhasil menyerang target udara. Serangan itu berhasil membuat target mengalami kerusakan akibat sinar laser.
Para ahli mengemukakan bahwa tugas senjata laser itu bukanlah untuk mencegat hulu ledak rudal. “Tugas tersebut tidak pernah diarahkan untuk LKAB,” kata Wakil Direktur Pusat Analisis Strategi dan Teknologi Konstantin Makiyenko.
Para ahli mengidentifikasi efek termal terhadap target tidak begitu besar. Laser memiliki potensi lebih besar dalam merusak sistem pengintai elektro-optik, seperti periskop, pengukur jarak, dan perangkat lainnya yang dilengkapi senjata modern. Berkat kemampuan fokusnya, perangkat ini mampu meningkatkan efek radiasi laser. Jarak tembakan laser dapat berada pada ratusan atau ribuan kali lebih besar jika dibandingkan dengan batas jarak serangan termal, kata pihak Almaz memaparkan.
Murah, Cepat, dan Dapat Digunakan di Segala Cuaca
Senjata laser menarik karena kemampuannya yang tak terduga, lebih cepat (dengan kecepatan cahaya) dari serangan musuh. Senjata ini juga dilirik karena ‘tembakan’ yang relatif murah, berpresisi tinggi, serta tidak membutuhkan gudang amunisi pada masa-masa damai.
Karena senjata ini bisa dipasang di pesawat, laser dapat digunakan di berbagai cuaca (misalnya, tembakannya yang tidak bergantung pada ketebalan awan), ia dapat dengan mudah berpindah tempat ke berbagai lokasi, dan juga dapat dengan mudah bermanuver.
Pada 1990-an, akibat keruntuhan Uni Soviet yang diikuti dengan krisis ekonomi, pengerjaan proyek ini terpaksa dihentikan, dan baru dilanjutkan pada tahun 2000-an. Pada Agustus 2009 lalu, industri pertahanan melakukan eksperimen dengan mengarahkan sinar laser dari pesawat A-60 pada wahana antariksa dengan ketinggian penerbangan 1.500 kilometer.
Selama penerbangan itu, puluhan wahana antariksa berhasil ditemukan dan dilacak oleh senjata lasaer. Pada akhir 2012, menurut surat kabar Izveztia, Kemenhan Rusia memerintahkan untuk memulia kembali pengerjaan penciptaan laser tempur yang mampu menghancurkan pesawat, satelit, dan rudal balistik.
Kompetisi Senjata Laser
Amerika Serikat juga melakukan uji coba laser kimia berkekuatan tinggi sebagai bagian dari proyek ABL yang ditujukan untuk pembangungan sistem pertahanan rudal. Perusahaan Boeing, Northtrop Grumman, dan Lockheed Martin berpartisipasi dalam proyek ini. Dalam sebuah uji coba darat pada 1985, laser kimia memanas dan menghancurkan tangki bahan bakar pada jarak satu kilometer.
Sistem ini telah dipasangkan pada pesawat kargo Boeing 747-400F yang dimodifikasi. ABL terdiri dari sensor inframerah untuk mendeteksi target, tiga laser, dan sistem lensa untuk memfokuskan sinar laser. Meskipun pengujian sistem dilakukan hampir setiap tahun, efektivitas senjata ini tidak pernah berhasil mencapai tingkat yang diharapkan. Proyek ini pun kemudian dibatalkan pada 2012.
Kompleks aviasi laser Rusia akan memaksimalkan penggunaan senjata laser untuk mengatasi masalah penting pertahanan udara Rusia. Kami diyakini bahwa dengan terciptanya kompleks yang inovatif ini, Almaz dan perusahaan rekannya akan mempertahankan posisi terdepan dalam pengembangan sistem laser, ”kata para ahli Rusia berpendapat.
0 comments:
Post a Comment