Wednesday, 4 January 2017

Indonesia Bekukan Segala Bentuk Kerjasama Militer Dengan Australia


Indonesia bekukan segala bentuk kerjasama militer dengan Australia disebabkan adanya materi yang dianggap menyinggung Indonesia di markas pasukan khusus Australia. 

Jurubicara militer Indonesia menyebutkan kepada media ABC bahwa segala bentuk kerjasama militer dengan Australia telah di bekukan.

Menurut sumber ABC hal ini bermula saat latihan bersama Kopassus dengan SASR Australia di Perth.

Mayjen TNI Wuryanto belum mengkonfirmasi alasan pembekuan kerjasama hanya menyebut ada masalah teknis dan merupakan bagian dari naik turunnya hubungan kedua angkatan bersenjata.

Namun menurut sumber media lokal Indonesia (Kompas), hal ini disebabkan seorang instruktur Kopassus merasa tersinggung dengan salah satu material cetak yang terpajang di fasilitas latihan tersebut.

Material yang dilaminating itu disebutkan menyinggung Pancasila yang merupakan falsafah dan ideologi negara Republik Indonesia.

Kompas juga menyebutkan bahwa sebelumnya seorang anggota Kopassus juga menemukan adanya materi pendidikan yang diajarkan pasukan khusus Australia dianggap menyinggung militer Indonesia.

Belum diketahui berapa lama pembekuan hubungan militer antara kedua negara dan seberapa besar pengaruhnya terhadap program latihan bersama di masa mendatang.
Rencananya AL Indonesia dan Australia akan melakukan latihan bersama pada bulan Februari mendatang. Menurut jurubicara TNI AL pengumuman pembekuan kerjasama baru saja diterima.

Laksamana Pertama TNI Jonias Mozes Sipasulta menyebutkan akan memberikan keterangan lebih lanjut apakah latihan tersebut jadi dilaksanakan atau tidak.

Disebutkan bahwa biasanya pembekuan hubungan militer tidak termasuk kerjasama pendidikan dan pelatihan namun kali ini diumumkan pembekuan tersebut mencakup semua bentuk kerjasama.

Hingga insiden ini terjadi hubungan antara kedua negara relatif sedang membaik.

Terakhir kali terjadi pembekuan kerjasama militer Indonesia-Australia adalah tahun 2013 menyusul skandal spionase tahun 2009. Menurut sumber berita ABC dan Guardian Australia, tahun itu dinas intelijen Australia mencoba melakukan penyadapan pembicaraan telpon presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment