Thursday, 19 January 2017

Hemat dan Cerdas, Cara Rusia Membangun Kekuatan Militer


Tekanan ekonomi telah mempengaruhi upaya Rusia untuk memodernisasi militer mereka. Tetapi dengan strategi hemat dan cerdas, Moskow tetap mampu ''meningkatkan kekuatan mereka dan kembali disegani oleh dunia internasional.

Agar hemat, Moskow memilih untuk berinvestasi dalam versi modern atau upgrade dari platform yang ada, dari pada menunggu untuk platform yang benar-benar baru seperti tank Armata dan jet tempur generasi kelima.

Sebagian besar peralatan Angkatan Bersenjata Rusia adalah peninggalan Perang Dingin dan mereka memprioritaskan untuk meningkatkan jumlah peralatan modern yang dikembangkan dari senjata lama daripada memperkenalkan kemampuan baru yang revolusioner.

Dalam Program Peralatan Perang 2011-2020 menekankan persentase peralatan modern dalam pelayanan menjadi 30% dari total senjata pada tahun 2015 dan kemudian mencapai 70% pada tahun 2020. Sebagian besar senjata baru adalah platform lama yang ditingkatkan kemampuannya secara signifikan.

Wakil Menteri Pertahanan Rusia bebrapa waktu lalu mengatakan militer Rusia telah menerima sekitar 1.200 pesawat baru dan dimodernisasi sejak 2013. Jumlah itu terdiri dari 250 pesawat baru, 300 helikopter baru dan 700 pesawat yang dimodernisasi.

Pada dasarnya semua pesawat tempur sayap tetap yang baru adalah turunan modern pesawat tahun 1980 atau era Soviet seperti keluarga Su-27 ‘Flanker’ (Su-30, Su-35 dan Su-33), Su-25 ‘Frogfoot’, MiG-29 ‘Fulcrum’ (termasuk yang akan datang MiG-35) dan MiG-31 ‘Foxhound’. Semua adalah pesawat generasi keempat yang dilengkapi dengan avionik digital modern dan sensor baru hingga kelasnya meningkat menjadi generasi 4,5.

Ambisi untuk mengejar pesawat tempur generasi ke-5, T-50 PAK-FA, telah terus tertunda karena biaya tinggi dan dukungan yang ragu-ragu dari mitra pembangunan, India. Sejauh ini hanya delapan prototipe dari pesawat telah dibangun dan akan segera menjalani uji Negara.

Rusia juga hanya berencana untuk membeli 12 pesawat pada tahap awal yang akan didapat pada 2020. Jumlah yang jelas sangat sedikit untuk bisa membangun kekuatan penuh dari generasi kelima. Lini produksi Su-35 atau MiG-35 kemungkinan akan mendapatkan keuntungan dari sediktinya PAK-FA yang akan dibangun, serta tingginya permintaan ekspor jet tempur generasi 4,5 buatan Rusia.

Tidak ada yang salah dengan apa yang dilakukan Rusia. Pada kenyataannya, rencana ini justru praktis dan hemat biaya. Angkatan Laut Amerika Serikat juga melakukan hal sama dengan memulai transisi pesawat tempur era 80-an mereka F/A-18 Hornet menjadi jet tempur modern Super Hornet di awal 2000-an.

Super Hornet adalah pesawat tempurgenerasi 4,5 yang masih sangat mampu dan tidak membutuhkan banyak biaya dalam pengembangan karena didasarkan pada pesawat lama.

Dan mengingat bahwa program pesawat tempur generasi ke-5 AS telah mengalami banyak masalah dan kemunduran yang signifikan, sangat mudah untuk melihat mengapa Rusia memilih jalan yang kurang berisiko.

Angkatan Laut Lebih Lambat

Rencana modernisasi angkatan laut Rusia juga telah berkembang jauh lebih lambat. Dari 108 kapal kombatan permukaan yang ada dalam pelayanan saat ini, hampir tiga perempat berusia lebih dari 25 tahun.

Upaya untuk membangun kombatan permukaan modern difokuskan pada kapal yang relatif kecil. Sejak 2010, 11 korvet dan dua frigat telah ditugaskan, dengan 12 korvet yang lain akan masuk layanan pada 2019.

Tapi gangguan Moskow dalam perang sipil Ukraina membuat Ukraina menghentikan ekspor penting yakni mesin turbin gas kapal untuk angkatan laut ke Rusia. Dari enam frigat dalam berbagai tahap penyelesaian, hanya tiga memiliki turbin dan bisa beroperasi. Situasi ini harus diakui telah menciptakan sakit kepala Angkatan Laut Rusia.

Dari 20 kombatan permukaan besar seperti destroyer, penjelajah dan kapal induk Admiral Kuznetsov hanya dua yang ditugaskan di paruh kedua tahun 90-an, dan tidak ada telah dibangun sejak itu. Tiga kapal perusak disimpan dalam cadangan, tetapi jika mereka kembali ke layanan, mereka mungkin akan mengganti kapal perang tua jadi tidak menambah jumlah keseluruhan armada.

Demikian juga, dua kapal besar era 80-an yakni penjelajah tempur Kelas Kirov telah disimpan dalam cadangan, salah satunya sedang dimodernisasi yakni Admiral Nahkimov. Pada tahun 2020, Nahkimov akan menggantikan Pyotr Veliky sebagai kekuatan Armada Utara yang akan menjalani masa pemeliharaan dan modernisasi. Sebuah kombatan permukaan besar kelas baru Rusia yakni Kelas Leader, dilaporkan mulai dibangun pada tahun 2020-an awal, tapi sejauh ini belum ada kontrak yang ditandatangani.

Armada kapal selam dalam keadaan yang tidak jauh berbeda dengan sebagian besar kapal dibangun era 90an. Rusia memilih untuk fokus pada versi perbaikan kapal era 80an yakni kapal selam diesel listrik Kelas Kilo.

Kilo telah menjadi produk ekspor yang sukses untuk Rusia, dengan 16 dari 22 Improved Kilo dalam pelayanan dengan angkatan laut asing. Penekanan baru-baru ini telah bergeser ke kapal selam nuklir kelas Yasen, dengan kapal kedua dari kelasnya akan diluncurkan tahun ini. Serta, kapal keempat dari SSBN kelas Borei yang juga akan diluncurkan tahun 2017 ini. Kedua kapal selam nuklir adalah perbaikan berulang dari kapal sebelumnya di kelas mereka, sehingga disebut sebagai Kelas Yasen M dan Kelas dan Borei II.


Kesulitan ekonomi baru-baru tampaknya telah mendorong Rusia untuk memilih strategi dengan meningkatkan platform yang ada dari pada membangun yang benar-benar baru. Tetapi tidak ada yang berhenti dalam proses modernisasi dan ini akan efektif. Harus disadari desain senjata era akhir Perang Dingin masih cukup mematikan, terutama ketika dilengkapi dengan sensor dan senjata modern.

0 comments:

Post a Comment