Thursday, 19 January 2017

Leopard Terbukti Rentan Dalam Perang Melawan ISIS


Reputasi tank kebanggaan Jerman Leopard 2 , yang menjadi andalan pasukan lapis baja NATO, dan sejumlah Negara lain termasuk Indonesia mengalami nasib buruk di perang ISIS. Hal ini menunjukkan kerentanan dari main battle tank tersebut.

Setidaknya 10 tank berbobot 60 ton milik Turki telah hancur selama upaya mereka merebut kota utara strategis penting al-Bab yang terletak hanya 15 mil selatan dari perbatasan Turki.

Turki telah mengerahkan ribuan tentara dalam operasi Perisai Efrat yang dimulai pada September 2016 lalu. Meskipun dukungan serangan udara dilakukan oleh pesawat-pesawat tempur Turki dan Rusia, mereka tidak mampu untuk mengambil alih kota tersebut.

Beberapa lusin tentara Turki dan sekutu lokal tewas dalam pertempuran tersebut. Koran Welt Die Jerman mengatakan sedikitnya 10 Leopard 2 hancur dan banyak yang lain rusak di tengah jalan di pinggiran al-Bab. Para pemberontak disebut telah menggunakan rudal anti tank TOW buatan Amerika Serikat dan rudal Kornet Rusia.

Tank Leopard 2, yang dibangun oleh Bayern Krauss-Maffei, telah ada dalam pelayanan sejak tahun 1980-an. Sebanyak 2.100 dibeli oleh tentara Jerman. Tapi setelah Perang Dingin, hanya tinggal 325 yang saat ini tetap berada di inventarisasi unit panzer Jerman. Sekitar 20 di antaranya adalah model A7 yang didesain ulang dan dimodifikasi secara besar, tetapi kebanyakan masih model A4 seperti yang digunakan Turki.


Tank Leopard 2 secara luas diekspor selama bertahun-tahun. Sejumlah negara termasuk Austria, Denmark, Finlandia, Yunani, Belanda, Turki, Spanyol, Swedia, Indonesia dan Swiss menggunakan tank ini dengan berbagai model. Setelah berakhirnya Perang Dingin, tentara Jerman mulai menjual kendaraan lapis baja berlebih mereka.

0 comments:

Post a Comment