Angkatan
Udara Filipina kembali menerima tambahan kekuatan berupa dua jet tempur FA-50
yang dibangun Korea Selatan. Pesawat yang diterima Rabu 22 Februari 2017 ini
merupakan batch atau pengiriman gelombang ketiga dari jet tempur latih dan
serang ringan tersebut.
Kedatangan
dua pesawat ini menjadikan Angkatan Udara Filipina telah menerima enam pesawat
dari 12 pesawat yang dibeli. Juru Bicara Angkatan Udara Filipina Kolonel
Antonio Francisco mengatakan sisa pesawat seluruhnya akan dikirim tahun 2017. “Ini
adalah batch 3. Mereka tiba di Clark, Pampanga,” katanya dikutip Rapller.
Akuisisi
pesawat dilakukan di bawah pemerintahan Aquino untuk meningkatkan kemampuan
negara guna mencegah intrusi di Laut China Selatan. Batch pertama yang terdiri
dari dua jet tempur tiba di akhir era pemerintahan Aquino.
FA-50
pertama kali melihat aksi pertempuran di Central Mindanao Januari 2017 lalu
untuk membantu kampanye melawan kelompok bersenjata di wilayah tersebut. Kepala
Angkatan Bersenjata Jenderal Eduardo Año mengatakan pesawat ini terbukti sangat efisien dan akan dikerahkan lagi untuk
operasi serupa.
Sebelum
kedatangan FA-50, Angkatan Udara Filipina
tidak memiliki jet tempur lagi setelah mereka mempensiunkan F-5 pada
tahun 2005.
Selama
beberapa dekade, kemampuan Angkatan Udara Filipina yang sempat sangat kuat
terus memburuk. Filipina menjadi negara
pertama yang merima jet tempur di
kawasan Asia Tenggara dan terkenal
karena misi 1962 ke Kongo atas
permintaan PBB untuk membantu
mengamankan wilayah udara Kongo.
Pada tahun 1963,
Angkatan Udara Filipina juga mengirim kekuatan ke Bali, Indonesia, setelah
letusan Gunung Agung yang membawa banyak korban.
Negara ini
juga menjadi tuan rumah pangkalan Angkatan Udara AS di Clark, Pampanga, hingga
kemudian pemerintah mengusir pangkalan AS dalam pemungutan suara bersejarah di
tahun 1991. Sejak itu Angkatan Udara Filipina terus menurun.
0 comments:
Post a Comment