Friday, 13 January 2017

Media China Konfirmasi Pengiriman Empat Jet Su-35 dari Rusia


Media pemerintah China mengonfirmasi bahwa Beijing telah menerima pengiriman Sukhoi Su-35 “Flanker-E” dari Rusia. Surat kabar China Daily mengabarkan bahwa empat unit pesawat telah tiba pada akhir Desember 2016.

Situs pelacakan penerbangan real-time Flightradar24, menyebutkan bahwa sebuah pesawat angkut Ilyushin Il-76 buatan perusahaan kargo Rusia Volga-Dnepr berangkat dari Komsomolsk-na-Amure lokasi pembuatan Su-35 oleh perusahaan manufaktur pesawat terbesar di Rusia Komsomolsk-na-Amure Aircraft Production Association (KnAAPO) menuju Pangkalan Udara Cangzhou-Cangxian di Provinsi Hebei, China Utara.

Sementara, Pusat Pelatihan dan Uji Penerbangan (FTTC) Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (AUTPR), suatu lembaga yang bertanggung jawab untuk mengembangkan strategi tempur, program pelatihan, dan prosedur terbang untuk pesawat baru, juga berada di Cangzhou-Cangxian.

Pada 25 Desember, Il-76 mendarat di Pangkalan Udara Suixi di Provinsi Guangdong. Ini adalah pangkalan udara China yang berada paling dekat dengan Laut China Selatan.

Meskipun foto-foto buram yang diduga merupakan pesawat Su-35 telah tersebar di media sosial China, belum diketahui secara pasti apakah saat itu Ilyushin membawa pesawat pesanan AUTPR atau hanya membawa suku cadang dan peralatan servis untuk jet tempur itu.

Pada November 2015, Beijing menandatangani kontrak pembelian 24 pesawat Su-35 senilai dua miliar dolar AS setelah lima tahun perundingan dengan Moskow. Menurut Andreas Rupprecht yang telah menulis tiga buku mengenai industri dan penerbangan China, ketertarikan Beijing terhadap jet tempur ini berakar dari keinginan Negeri Tirai Bambu untuk mendapatkan teknologi Rusia.

Kepada Defense News, Rupprecht mengatakan bahwa China sangat tertarik dengan mesin turbofan pembakar lanjut (afterburner) Saturn AL-41F1S (117) yang membantu memberikan Su-35 kemampuan dorong yang terarah.

Selama beberapa tahun, Beijing telah berusaha mengembangkan berbagai jet tempurnya sendiri. Namun, berbagai masalah teknis kerap menghambat pengembangan. Mesin Saturn AL-31 milik Rusia bahkan masih mendukung pesawat Chengdu J-10 bermesin tunggal China, pesawat kapal induk Shenyang J-15, dan pesawat tempur Chengdu J-20.

Ketika pertama kali diumumkan bahwa Rusia akan mengirimkan pesawat tempur generasi keempat, Letjen (Purn.) Evgeny Buzhinsky dari PIR Center mengatakan ia tidak khawatir dengan kemungkinan rekayasa balik. "Mereka (China) tidak bisa memproduksi mesin. Kami sepakat untuk memasok mesin bagi Su-35, tapi untungnya kata rekan teknis saya (mereka) tidak mungkin membuat tiruan mesin. Ini karena (mereka) tidak mungkin bisa mencapai inti mesin tanpa menghancurkan seluruh komponen," kata Buzhinsky kepada The Diplomat.

Rupprecht menunjukkan bahwa jika pesawat-pesawat tempur AUTPR akan ditempatkan di Suixi, Su-35 bisa ‘bertindak sebagai pengawal tempur jarak jauh pesawat pengebom H-6K di sekitar Laut China Selatan atau bahkan untuk menghadapi Jepang

Pesawat tempur multiperan dengan mesin ganda buatan Rusia ini bisa jadi lebih tepat digunakan untuk patroli tempur udara dan misi pengawalan pengeboman di atas Laut China Selatan dengan pengisian bahan bakar di udara dari kelompok pesawat Ilyushin Il-78 buatan Soviet yang China peroleh dari Ukraina, tulis Sputnik. Dengan demikian, ini akan membuat pesawat jet lebih dinamis daripada Shenyang J-11B milik Angkatan Laut TPR yang digunakan saat ini.

0 comments:

Post a Comment