Gugus tugas
Rusia di Suriah telah menciptakan jaringan pertahanan udara terpadu menggunakan
system pertahanan udara canggih S-300 dan S-400 “Triumf” yang dipercaya bisa
melindungi Negara tersebut dari serangan baik yang diluncurkan dari darat,
udara atau laut.
“Sebuah
sistem pertahanan udara terpadu memberikan perlindungan yang handal baik di
darat dan di laut telah dibuat bersama-sama oleh pasukan Rusia di Suriah
menggunakan yang system modern S-300 dan S-400,” kata komandan kelompok militer
Rusia di Suriah Kolonel Jenderal Andrei Kartapolov, Jumat 6 Januari 2017.
Dia
mengatakan dua system ini mampu menutupi hampir seluruh wilayah Suriah dengan
mendeteksi berbagai objek udara. Dia
menambahkan bahwa interoperabilitas antara sistem yang dibangun Angkatan Aerospace
Rusia juga mencakup sistem pertahanan pesisir Bastion.
Rusia
mengerahkan sistem rudal S-400 di pangkalan udara di Suriah pada 2015 menyusul
ditembaknya Su-24 Fencer Rusia oleh pesawat Turki F-16 Turki tempur pada 24
November.
Pada bulan
Oktober 2016, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan sistem pertahanan udara
S-300 juga telah dikirim ke Suriah untuk melindungi fasilitas angkatan laut di
pelabuhan Tartus serta melindungi kapal perang Rusia yang dikerahkan di lepas
pantai Suriah.
Mengatasi
aktivitas kelompok angkatan laut Rusia di Suriah, Kartapolov mencatat bahwa
semua jenis pertahanan dan kekuatan gabungan memainkan peran penting terutama
dengan terjunnya sayap tempur kapal induk Admiral Kuznetsov yang menambah
kekuatan udara yang ada di Pangkalan Udara Hmeymim di Latakia.
Sebelumnya
dilaporkan Rusia akan mulai menarik kekuatannya dari Suriah dan Admiral
Kuznetsov akan menjadi kekuatan pertama yang ditarik. Kapal bergerak dari
Suriah untuk kembali ke armada Utara pada Jumat 6 Jauari 2017. Sayap tempur
Kuznetsov telah menghancurkan 1.252 target di Suriah selama lebih dari dua
bulan. Tetapi kapal induk kehilangan dua jet tempur karena jatuh yakni MiG-29K
dan Su-33.
0 comments:
Post a Comment