Para
petinggi Angkatan Darat Amerika atau US Army percaya mereka mungkin akan
bertempur dengan lawan yang tangguh dalam lima tahun ke depan. Lawan tangguh
ini mengacu pada militer Rusia yang terus melakukan modernisasi untuk
mendapatkan kembali tanah yang hilang di sepanjang perbatasan Rusia dengan
Eropa.
Ada banyak
bukti bahwa militer Rusia terus bergerak di wilayah Baltik, seperti di Ukraina,
dan di tempat lain.
Beberapa
pengamat telah salah menyimpulkan bahwa Angkatan Darat AS “hanya” memiliki lima
tahun untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi konflik seperti itu karena
sesungguhnya waktunya akan lebih sempit. Hal yang sudah umum terjadi bahwa, agresor
menantang presiden AS yang baru di awal masa jabatan mereka.
Jika perang
seperti itu terjadi, itu akan menjadi tugas berat bagi Angkatan Darat.
Pertarungan akan terjadi di daratan yang luas
dengan beberapa hambatan geografis.
Angkatan
Darat AS kemungkinan akan melakukan sebagian besar pertempuran darat untuk
NATO, karena AS menyumbang lebih dari dua per tiga sumber kekuatan aliansi.
Kalah dalam perang
akan secara drastis mengubah keseimbangan geopolitik di Eropa, dan mengurangi
pengaruh AS di sana pada titik paling rendah setelah Perang Dunia II.
Masalahnya,
perang dengan Rusia akan memunculkan prospek suram bagi AS. Hal ini terutama
karena nasionalisme agresif yang ditunjukkan oleh pemimpin Rusia Vladimir
Putin.
Selain itu
juga karena kesalahan strategi yang diambil dua presiden terakhir Amerika Serikat.
George W. Bush telah menarik dua brigade lapis baja berat AS dari Eropa selama
hari-hari terakhir masa jabatannya.
Selanjutnya
Barack Obama mengubah sudut pandang dengan meluncurkan strategi “poros Pasifik”
yang semakin mengurangi kehadiran militer AS di Eropa.
Putin
menangkap kesalahan Washington dan mulai mencaplok bagian dari Ukraina pada
tahun 2014.
Pembuat
kebijakan AS juga mengambil sikap yang jauh dari apa yang dilakukan Putin. Ada
sedikit bukti mereka bersedia untuk mengambil langkah yang diperlukan untuk
mencegah agresi Rusia di wilayah tersebut.
Angkatan
Darat AS telah mengalami kekurangan sumber daya dan hanya mendapatkan dana
sekitar US$22 miliar untuk peralatan baru.
Pada tahun
2010, Rusia memulai sepuluh tahun, program US$ 700 miliar untuk membeli senjata
baru, dengan sebagian besar uang digunakan untuk membangun kekuatan darat dan
udara.
Jadi
sepertinya Angkatan Darat AS harus siap untuk kalah dalam perang Eropa. Berikut
lima alasan terbesar kenapa hal itu akan terjadi.
GEOGRAFI MENGUNTUNGKAN MUSUH
Pertempuran
di Eropa Timur tidak seperti melancarkan perang di Hutan Ardennes atau Fulda
Gap. Hal ini lebih jauh dari titik masuk utama di mana pasukan darat AS akan mencapai
Eropa, dan akan ada beberapa minggu keterlambatan logistik untuk menempatkan
perlatan berat di garis depan.
Seperti
terlihat dalam peta di atas, wilayah ini dikurung oleh lautan yang hanya bisa
masuk melalui titik sempit, dan Rusia bisa dengan mudah menjalankan dominasi
militer di perairan dari pangkalan-pangkalan di dekatnya.
Karena
konsentrasi terbesar dari kekuatan militer Rusia dekat dengan perbatasan dan
dengan demikian dapat bergerak dengan peringatan minimal, Moskow mungkin
mencapai tujuannya sebelum pasukan AS tiba.
ANGKATAN DARAT AMERIKA SANGAT TIDAK
SIAP
Angkatan
Darat Amerika hanya memiliki dua brigade
tersisa yang ditempatkan secara permanen di Eropa, unit udara ringan dan unit
kedua berpusat pada Stryker. Jika Stryker tidak dilengkapi dengan perlindungan
dan senjata yang lebih kuat dengan cepat, pasukan Rusia akan menggulung mereka.
Pemerintahan
Obama baru-baru ini memutuskan untuk menempatkan tambahan brigade ketiga bersama dengan sekutu lainnya yang menyebarkan
pertahanan “tripwire” dengan masing-masing sekitar 1.000 tentara di tiga negara
Baltik dan Polandia.
Namun,
setelah bertempur dengan musuh sekelas Taliban selama 15 tahun terakhir,
Angkatan Darat AS secara serius mengalami kekurangan pertahanan udara,
peperangan elektronik, senjata presisi dan kendaraan yang cukup terlindungi. Hal
ini tidak bisa mengimbangi apa yang dimiliki Rusia.
SULIT MEMBANGUN PASUKAN GABUNGAN
Kondisi
geografi akan membuat Angkatan Laut Amerika sulit untuk masuk dalam
pertempuran. Pangkalan Rusia di daerah kantong Baltik Kaliningrad dan pelabuhan
Laut Hitam Sevastopol akan membuat kapal
perang US Navy sangat berbahaya untuk mendekat.
Sementara
itu, Angkatan Udara AS yang merupakan pasangan terbaik Angkatan Darat dalam
perjuangan apapun juga akan dipaksa lebih mundur karena penempatan sistem
pertahanan udara Rusia yang mampu mencapai
seluruh negara-negara Baltik, sebagian Polandia dan Ukraina.
Sistem
pertahanan udara S-400 misalnya memiliki jangkauan 250 mil dan penanggulangan
untuk mencegah jamming terhadap radar. Pesawat tempur F-35 mungkin masih bisa
bertahan dalam kondisi tempur saat ini, tetapi faktanya jet tempur ini teus
saja mengalami masalah dan kemunduran jadwal.
SEKUTU NATO TIDAK BERKOMITMEN
Perbandingan
dari NATO dan pasukan militer Rusia biasanya mencerminkan keunggulan numerik
besar personil dan peralatan bagi aliansi. Namun, apakah kekuatan NATO akan
muncul seluruhnya untuk bertarung di negara-negara Baltik atau Ukraina (yang
bukan anggota NATO). Hal ini juga diragukan akan terjadi.
Selain tantangan
logistik sampai ke sana, kesediaan publik Eropa Barat untuk membela tetangga
timur mereka terlihat lemah dalam jajak pendapat.
Dengan
Inggris telah memutuskan untuk keluar dari Uni Eropa, sulit untuk mengatakan
apakah perang yang sebenarnya akan terlihat seperti latihan yang digelar
baru-baru ini.
WASHINGTON ENGGAN MENINGKATKAN
EKSKALASI
Salah satu
cara di mana aliansi mungkin goyah, dan membuat tugas Angkatan Darat AS lebih
berat dalam perang Eropa di masa depan ketika Washington menolak untuk
meningkatkan ekskalasi dengan tidak mau menyerang pangkalan militer atau
pasukan di wilayah Rusia.
Beberapa
sekutu mungkin berpendapat bahwa konflik akan meningkat ke tingkat seperti yang
selama ini dikatakan Moskow untuk mempertimbangkan menggunakan senjata nuklir.
Doktrin
militer Rusia mendukung penggunaan senjata nuklir pertama dalam keadaan di mana
kepentingan tertinggi negara berada dalam risiko. Pengekangan akan dikenakan
pada taktik Angkatan Darat AS yang bisa menjadikan mereka kalah.
Intinya
adalah bahwa Rusia bisa memenangkan perang cepat di Eropa Timur jika menghadapi
Angkatan Darat AS dengan kekuatannya saat ini.
Banyak
indikator statis seperti PDB dan jumlah pasukan yang seakan menunjukkan
kelemahan Rusia mungkin hanya akan memiliki dampak kecil pada hasil konflik
yang diluncurkan dengan peringatan minimal di perbatasan barat Moskow.
0 comments:
Post a Comment