Friday, 17 March 2017

Anggaran Pertahanan US$639 Triliun, Tidak Menjamin Amerika Lebih Aman


Presiden Amerika Serikat Donald Trump berencana menaikkan anggaran militer hingga US$639 triliun. Tetapi langkah spektakuler itu dinilai tidak akan pernah menjamin AS aman.

Dana yang direncanakan ini merupakan dana yang tidak masuk kategori rahasia. Diyakini jumlah sebenarnya masih jauh lebih tinggi. Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres skeptis bahwa membuang lebih banyak uang di industri pertahanan benar-benar akan membuat Amerika dan sekutunya yang lebih aman.

“Dibutuhkan lebih dari sekadar belanja militer untuk menangani ancaman yang ditimbulkan oleh ISIS dan Al Qaeda,” kata Guterres Kamis 16 Maret 2017.

Presiden AS Donald Trump telah mengusulkan dana tambahan sebesar US$54 miliar untuk militer, tetapi peningkatan ini hanya diperuntukkan untuk satu aspek yakni melindungi kepentingan keamanan nasional.

“Ada juga kebutuhan untuk mengatasi masalah yang mendasari munculnya terorisme,” kata Guterres. Daripada membeli rudal lebih banyak, nuklir, jet, helikopter dan kapal induk diperlukan investasi lain untuk  pencegahan konflik, resolusi konflik, melawan kekerasan ekstremisme, perdamaian, pembangunan perdamaian,  penghormatan hak asasi manusia, dan tanggapan tepat waktu untuk krisis kemanusiaan.” Hal itu sangat dibutuhkan dan berpotensi lebih efektif (untuk melawan terorisme),” tambah kata juru bicara PBB Stephane Dujarric.

Howard Rubel, seorang analis industri pertahanan di bank investasi Jefferies mengatakan kepada CNBC bahwa permintaan anggaran pertahanan 2018 akan sulit untuk diwujudkan. “Hal ini memiliki potensi untuk menambah kesulitan anggaran,” catat Rubel.
Uang untuk membangun kembali militer berasal dari pemotongan anggaran pusat penelitian kanker National Institute of Health dan National Endowment of the Arts. Selain itu juga pengurangan anggaran 28 persen untuk korps diplomatik di Departemen Luar Negeri.

Satu ide yang telah dimunculkan adalah menurunkan dana untuk  800 imperialistik, pangkalan dan instalasi militer Amerika di luar negeri yang menghabiskan biaya sekitar US$156 miliar per tahun.

Jake Novak menulis bahkan Amerika memiliki pangkalan di Aruba, sebuah pulau kecil di Karibia milik Belanda yang menjadi tujuan wisata populer bagi orang Amerika.

“Apakah kita benar-benar membutuhkan semua pangkalan ini, dan dengan biaya yang begitu besar?. Hampir tidak ada yang berpikir begitu,” kata Novak. “Lebih buruk lagi, banyak ahli percaya jumlah pangkalan kami yang terlalu besar sebenarnya merugikan kepentingan Amerika,” tegasnya. Pangkalan ini telah memicu sentimen anti-Amerika dengan masyarakat lokal dan pengawasan kebijakan luar negeri AS.

Apa lagi adalah bahwa ada sedikit alasan untuk percaya bahwa peningkatan anggaran pertahanan akan digunakan secara efisien.


0 comments:

Post a Comment