Komandan Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Roesmin Nurjadin
Pekanbaru, Marsma Henri Alfiandi mengatakan, panjang landasan pacu di Bandara
Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru belum ideal untuk digunakan jet tempur jenis
F-16.
Menurut dia, pesawat tersebut membutuhkan runway (landasan
pacu) yang panjang untuk lepas landas dan mendarat. Ini yang menjadi
kesulitan para awak pilot Skadron 16, lantaran waktunya sangat pendek dan
cepat.
“Layaknya adalah 3.000 meter, itu mencapai ideal. Dengan
begitu bisa maksimal mengoperasikan F-16. Walaupun dengan 2.200 meter (yang
sekarang) bisa, namun tidak maksimal. Permasalahan ini sudah kita antisipasi
sejak awal,” terangnya.
Henri dalam jumpa persnya terkait insiden terbaliknya F-16 di
landasan pacu menambahkan, dengan panjang runway 3.000 meter, jet tempur F-16
bisa mengangkut persenjataan secara penuh, serta dengan bahan bakar yang full,
sehingga dapat melakukan terbang cukup lama.
“Sudah kita ajukan ke Kementerian Pertahanan (Menhan), karena
runway dipakai bersama kan (dengan penerbangan komersil di SSK II), kita
sudah ajukan semua, sudah jalan menuju ke sana,” yakin dia, Jumat (17/3/2017)
sore.
Selain memberi nilai plus bagi operasional TNI AU, landasan
panjang juga akan memberi keuntungan bagi penerbangan komersil, lantaran
pesawat berbadan lebar juga dapat take off dan landing di Bandara Internasional
Sultan Syarif Kasim II.
“Pesawat haji juga bisa dari sini, jemaah langsung terbang
menuju Jeddah,” singkatnya. Dalam beberapa tahun ini, perpanjangan landasan
pacu di Bandara SSK II Pekanbaru memang digesa sedikit demi sedikit, apalagi
Roesmin Nurjadin kini sudah naik menjadi Tipe A.
0 comments:
Post a Comment