Kepala Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong, memastikan Indonesia
memiliki kondisi kondusif bagi investor Swedia untuk menanamkan modal dan
berbisnis.
“Reformasi
dan keterbukaan oleh pemerintah semenjak dua tahun belakangan ini telah
menciptakan iklim yang sangat positif bagi investor,” kata Lembong, seperti
disampaikan dalam keterangan pers dari Kedutaan Besar Indonesia di Stockholm,
yang diterima di Jakarta, Selasa.
Lembong
berkunjung ke Stockholm dan berdialog dengan sejumlah CEO dari perusahaan
terkemuka Swedia, Senin (20/3).
Lembong
menemui beberapa CEO dari perusahaan terkemuka, antara lain Saab AB, Astra
Zeneca, LFV, Ericsson, IKEA, ABB, Forsway, Scania, SEB, dan Education First.
Saab AB,
sebagai misal, telah memiliki sejarah kehadiran panjang di Indonesia dalam
sistem persenjataan dan teknologi kemiliteran yang bisa diterapkan ke banyak
aspek. Mereka memiliki lini produksi cukup lengkap untuk sistem kesenjataan
perorangan, datalink, kapal selam, pesawat tempur, pesawat intai dan komando,
dan lain-lain.
Lembong
menyatakan, tugasnya menerjemahkan keinginan dan komitmen berinvestasi dari
para investor di negara-negara yang dikunjungi menjadi realita.
“Sejalan
dengan itu, langkah-langkah reformasi melalui keterbukaan dan simplifikasi
prosedur oleh BKPM telah semakin mempermudah proses berinvestasi di Indonesia,”
ujar Lembong.
Berdasarkan
catatan kalangan swasta Swedia, dengan perhatian lebih dari pemerintah
Indonesia untuk sektor pariwisata, sejumlah peluang investasi terkait dukungan
infrastruktur pariwisata seperti pesawat dan peralatan komunikasi pesawat
terbang dapat diambil oleh Saab AB.
Duta Besar
Indonesia untuk Kerajaan Swedia, Bagas Hapsoro, yang mendampingi Lembong dalam
pertemuan itu, menuturkan, Indonesia merupakan mitra yang sangat tepat bagi
Swedia.
Menurut dia,
kondisi perekonomian yang terus mengalami perbaikan serta manufaktur
berteknologi tinggi membuat pemerintah Swedia ingin terus memperluas
pengembangan ekonomi ke Asia melalui investasi di Indonesia.
“Oleh karena
itu, pertemuan langsung dengan pimpinan BKPM ini kiranya dapat dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya oleh pihak Swedia,” ujar Hapsoro, kepada para pengusaha
Swedia.
Sebelumnya,
Menteri Energi Swedia, Ibrahim Baylan, berkunjung ke Indonesia dan
menandatangani kesepakatan dengan Menteri ESDM, Ignasius Jonan, di Jakarta.
Selain di
bidang energi, terdapat peluang besar bagi investor Swedia di bidang
transportasi dan teknologi komunikasi, kelistrikan, kesehatan, dan
produk-produk manufaktur lainnya.
Beberapa
investor dari Swedia telah menanamkan modalnya di Indonesia, antara lain di
sektor ritel perabot yakni IKEA, produsen otomotif Volvo, dan perangkat
perlengkapan rumah tangga Electrolux.
Namun,
sebagian besar investasi dari Swedia bukan dalam bentuk produksi dan masih
berkisar di sektor perdagangan. Dalam lima tahun terakhir, investasi Swedia di
Indonesia telah mencapai 12,4 juta dolar AS.
“Diharapkan
perusahaan-perusahaan Swedia dapat menambah investasinya di Indonesia agar
angka tersebut dapat terus mengalami peningkatan,” kata Hapsoro.
0 comments:
Post a Comment