Posisi Lanud Supadio merupakan Pangkalan TNI Angkatan Udara (AU)
paling strategis. Untuk kekuatannya mendapat perhatian tersendiri.
Dalam kunjungan pertama Kepala Staf TNI Angkatan Udara
(Kasau), Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bersama istri melaksanakan kunker ke Lanud
Supadio.
Bersama rombongannya, Kasau didampingi Danlanud Supadio,
Marsma TNI Minggit Tribowo mengecek seluruh kemampuan dari alutsista.
“Saya setelah menjabat sebagai kepala staf Angkatan Udara
sengaja datang kesini untuk mengecek kemampuan di Lanud Supadio. Tujuannya
adalah melihat kesiap siagaan Lanud Supadio di Rensra kedua 2015-2019 ini. Saya
melihat beberapa kekuatan yang akan digelar disini,” katanya.
Seperti pesawat hawk 100/200. Kemudian beberapa persenjataan
paskhas, Oerlikon serta kemampuan itu sendiri apakah kemampuan sudah masuk
dalam kegiatan operasi atau dalam kegiatan latihan.
“Dalam Rensra kedua ini kita akan menambah radar sebanyak 20 radar. Dan
satu radar akan dipasang di Kalimantan Barat di Singkawang. Dan ada penambahan
3 helikopter untuk kegiatan pasukan atau kegiatan SAR,” jelasnya.
Kedatangan Kasau, menjadi peluang bagi Pangkalan Lanud Supadi
untuk terus mendapat peningkatan sesuai kenaikan type A, untuk itu terus akan
dillakukan penyesuaian terhadap kebutuhan-kebutuhan lain sesuai kemampuan
semuanya untuk kebutuhan pertahanan negara.
“Kita juga akan konfigurasikan juga terhadap seluruh
kebutuhan di semua pangkalan di Indonesia. Kita lakukan dimana saja yang kita
butuhkan. Seperti di Ranai juga dilakukan peningkatan kekuatan,” ungkap KSAU.
Kunker perdana KSAU bersama rombongannya mengitari seluruh
skadron utama dan semua alutsista dari Pesawat Tempur, rudal dan persenjataan
digudang.
Dari persenjataan paling modern yaitu Oerlikon, dimana akan berfungsi sebagai penangkal setiap objek asing
yang masuk ke wilayah Lanud Supadio.
“Lanud Supadio ini posisinya sangat strategis. Karena juga
berada di wilayah perbatasan dan memiliki tanggung jawab terhadap Alur Laut
Kalimantan Indonesia (ALKI). Makanya kita akan mengaktifkan radar yang ada di
wilayah ALKI selama 24 jam. Sehingga kita bisa memantau pergerakan pesawat yang
sengaja masuk tanpa ijin yang tidak kita ketahui atau mengancam terhadap
wilayah pertahan udara,” tuturnya.
Ia menuturkan pula dengan mendatangi langsung potret kondisi
Lanud Supadio pihaknya akan bisa memantau. Apa saja yang dibutuhkan dalam
kekuatan yang ada di Lanud Supadio dalam hal pertahanan.
“Kedatangan saya kesini hanya untuk melihat potret Lanud
Supadio, seberapa kemampuannya dan apa saja yang perlu kita tambahin nantinya,”
pungkasnya.
0 comments:
Post a Comment