Pesawat-pesawat
tempur menggempur sebuah masjid di desa yang dikuasai pemberontak, al-Jina, di
dekat Aleppo, Suriah, hingga menewaskan sedikitnya 42 orang serta melukai
puluhan lainnya. Dan seperti biasa, yang biasa melakukan serangan udara di
negara tersebut lepas tangan tidak mau mengakui.
Syrian
Observatory for Human Rights, lembaga pemantau yang berpusat di Inggris
melaporkan, serangan jet-jet menghantam masjid tersebut 16 Maret 2017 ketika
sedang dipenuhi oleh jamaah yang melaksanakan shalat.
Desa nahas
itu terletak di salah satu daerah utama yang dikendalikan pemberontak di
Suriah, yaitu wilayah barat, yang termasuk provinsi Idlib serta bagian barat
provinsi Aleppo. Populasi desa sudah membengkak karena pengungsi yang
berdatangan, kata badan-badan Perserikatan Bangsa-bangsa.
Militer
Suriah dan Rusia telah melakukan banyak serangan udara di provinsi Idlib dan
Aleppo selama perang. Amerika Serikat juga melancarkan serangan di wilayah itu
dalam bulan-bulan belakangan ini dengan mengincar sebuah kelompok pemberontak
pejihad, yang hingga tahun lalu merupakan jaringan resmi Al Qaida.
Tetapi
seperti biasa tidak ada yang mau mengakui pembantaian ini. “Kami tidak
menargetkan masjid. Apa yang kita targetkan hancur. Ada sebuah masjid dalam
jarak 50 kaki dari gedung dan masih berdiri,” kata Kolonel John J. Thomas Juru
Bicara Operasi Resolve Inherent, seperti dikutip oleh New York Times Kamis. Dia
menambahkan bahwa penyelidikan akan dilakukan untuk menentukan apakah ada warga
sipil yang tewas dalam serangan tersebut.
0 comments:
Post a Comment