Sunday, 19 March 2017

Menangkal Ancaman Drone dengan Rudal Patriot, Berlebihan?


Jaman sekarang siapa yang tidak kenal drone?. Mudahnya pengoperasian ditambah dengan harganya yang sudah terjangkau membuat banyak orang dari berbagai kalangan membeli drone dari berbagai bentuk dan rupa.

Namun satu ekses yang timbul dari merajarelanya penjualan drone terutama dari Tiongkok dan tidak pernah terduga sebelumnya adalah utilisasi drone komersial ini untuk tujuan militer.

Drone yang biasa digunakan untuk membopong kamera video atau surveilans sekarang menjadi platform senjata yang mematikan di Suriah dan Irak.

Pemberontak ISIS memanfaatkan drone untuk membawa bom atau granat dan menjatuhkannya ke posisi lawan. Dengan bentuknya yang kecil, sukar terdeteksi, dan aman karena dikendalikan dari jauh, drone menjadi sarana pilihan untuk mengintai dan mengeliminasi musuh.

Bagi negara yang militernya beroperasi dengan doktrin konvensional, pendekatan yang digunakan untuk menghadapi ancaman drone ini justru menimbulkan kegamangan. AS contonya, telah membawa platform anti drone AUDS ke Irak setelah pasukannya diserang berkali-kali saat beroperasi di Mosul.

Yang lebih ekstrim, ternyata ada yang menggunakan rudal MIM-104 Patriot untuk menembak drone mini tersebut!

Fakta tersebut diungkapkan oleh Jenderal David Perkins, Panglima US TRADOC (Training & Doctrine Command), Komando yang mengurusi pembuatan doktrin dan implementasinya di dalam AD AS.

Dalam simposium militer US Army Global Force dimana ia menjadi pembicara kunci minggu lalu, sang Jenderal mengungkapkan bahwa “Salah satu negara sahabat AS yang mengoperasikan MIM-104 Patriot telah menggunakan rudal tersebut untuk menembak jatuh drone kecil dalam satu dari kejadian penghadangan operasional.”

Kejadian ini membuktikan betapa sensitifnya radar sistem Patriot yang mampu mendeteksi sasaran kecil seperti drone. Namun disisi lain juga menimbulkan pertanyaan serius.

Apa untungnya menggunakan rudal yang satu unitnya seharga USD 3 juta untuk menembak jatuh drone yang cuma senilai USD300?. Hal tersebut kemudian dianggap sangat berlebihan.

Apalagi drone tersebut juga menggunakan model quadcopter yang bisa dibeli dengan mudah di berbagai tempat, bahkan secara online. Mau pakai berapa rudal Patriot kalau lawan terus-menerus meluncurkan drone serupa?

“Walaupun rudal ini memang terbukti tangguh, tapi Saya tidak yakin kalau ini merupakan taktik yang ekonomis dalam jangka panjang,” tambah Jenderal David.

Hanya karena drone merupakan wahana udara, bukan berarti penangkalannya harus mengandalkan rudal canggih seperti Patriot yang mampu mencegat rudal balistik.

Angkatan bersenjata negara-negara NATO pun sudah waktunya untuk berkumpul bersama dan menentukan strategi penangkalan  yang paling tepat untuk menghadapi ancaman drone bersenjata.

Teknologi dengan gelombang mikro, penangkalan dengan sistem CIWS (Close in Weapon System), atau rudal antipesawat panggul merupakan beberapa alternatif yang terus dijajaki oleh banyak perusahaan pertahanan.

Sistem MIM-104 Patriot dan versinya yang terkini, THAAD, dioperasikan hanya oleh 11 negara di luar AS, seperti Belanda, Jerman, Jepang, Israel, Arab Saudi, dan yang terakhir adalah Korea Selatan yang ditanggapi dengan sangat curiga oleh Tiongkok dan Korea Utara.


0 comments:

Post a Comment