Korea Utara
mengecam Amerika Serikat dan Korea Selatan yang melakukan latihan militer
bersama di dekat semenanjung dengan mengerahkan kapal induk USS Carl Vinson dan
pembom strategis B-1B. Pyongyang menuduh kedua negara ini meningkatkan ancaman
serangan nuklir dan situasi sudah masuk dalam fase sangat berbahaya.
Menurut Kantor
Berita Pusat Korea (KCNA), Kamis 16 Maret 2017 melaporkan armada bomber B-1B
Lancer terbang dari pangkalan udara Andersen di Guam dan melakukan penerbangan siluman
selama satu jam pada hari Senin di atas lapangan tembak Sangdong Korea Selatan
sebagai bagian dari latihan bom nuklir. KCNA mengklaim latihan dirancang untuk
mensimulasikan serangan terhadap sasaran-sasaran kunci DPRK.
Ketegangan
telah meningkat tinggi di wilayah tersebut sejak pembunuhan saudara tiri
pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, Kim Jong-nam di Malaysia, belum lagi tes
senjata nuklir Pyongyang dan peluncuran rudal balistik.
Latihan gabungan
Korea Selatan dan AS akan dimulai Maret ini dan memiliki dua segmen utama yakni
latihan Foal Eagle dan dan Key Resolve, yang fokus pada simulasi komputer.
Latihan diharapkan akan selesai pada April.
Meskipun
Washington menegaskan bahwa latihan tersebut murni defensif, Utara melihat
mereka sedang melakukan upaya invansi dan mengkritik latihan tahunan yang
dilakukan di tempat yang sama tersebut. Ketika Vinson memasuki perairan Korea
Selatan, Pyongyang memperingatkan akan menyerang tanpa ampun jika kapal
melanggar kedaulatan mereka.
KCNA
berpendapat bahwa ancaman serangn nuklir ke Korea Utara telah mencapai “tahap
yang sangat berbahaya.”
0 comments:
Post a Comment