Ibarat pepatah “anjing menggonggong kafilah tetap berlalu,” rasanya pas
dialamatkan ke PT Dirgantara Indonesia (PT DI). Meski tengah dihujani kritik
pedas terkait kinerja, BUMN Strategis ini justru terlihat tenang, bahkan pada Rabu
(15/3/2017), PT DI di Bandung justru melangsungkan seremoni penyerahan produksi
rear fuselage ke-50 untuk H225 kepada Airbus Helicopters. Masih di hari yang
sama, di Lanud Atang Sanjaya, Bogor, TNI AU resmi menerima 2 unit helikopter
SAR Tempur EC725 Super Cougar dan 1 unit NAS 332 C1e Super Puma, ketiganya di
daulat sebagai anggota baru Skadron Udara 8.
Tentang produksi rear fuselage H225, seolah PT DI ingin menepis anggapan
salah satu pengamat militer nasional yang belakangan kerap mencerca bahwa PT DI
hanya sebatas mampu merakit helikopter. Khusus untuk H225, Presiden Direktur PT
Dirgantara Indonesia Budi Santoso dalam siaran pers menyebut, “PT DI menjadi
pemasok kunci untuk rear fuselage dan rangka utama helikopter tersebut pada
tahun 2008, dan telah melaksanakan kegiatan produksi secara penuh sejak 2011.
Hal ini dicapai setelah serangkaian proses yang komprehensif dan menyeluruh,
yang mencakup alih teknologi, pelatihan mendalam, serta implementasi sistem
produksi yang berkualitas. Hanya dalam rentang waktu enam tahun, PT DI telah
sukses memproduksi 50 rear fuselage untuk keluarga Super Puma ini, di samping
enam rangka utama yang telah diserahkan pada Airbus Helicopters.”
Ditambahkan, dengan lebih dari 4.000 bagian untuk rangka tengah dan
belakang yang diproduksi dan dirakit di dalam negeri, program H225 telah turut
mentransformasi kemampuan produksi mitra industrinya di Indonesia ini. Produk
fuselage asal Indonesia dikabarkan telah dengan sukses digunakan pada
helikopter Super Puma yang saat ini mengudara di lebih dari 15 negara.
Siapakah H225?
Mungkin sebagian dari Anda ada yang dibuat bingung dengan penyebutan kode
dari helikopter lansiran Airbus Helicopters. Untuk H225 yang disebutkan diatas
tak lain adalah nama baru dari EC225 Super Puma. Identitas EC lebih popular
saat perusahaan manufaktur helikopter yang bermarkas di Perancis ini bernama
Eurocopter. Dan per 1 Januari 2014, Eurocopter telah berubah nama menjadi
Airbus Helicopters, maka EC225 berganti label menjadi H225.
Lantas bagaimana dengan EC725 Super Cougar?. Ya kode helikopter Combat SAR
ini pun turut berubah, EC725 menjadi H225M, dan mengenai penyebutan istilah
Caracal atau Cougar tidak ada yang keliru, karena merujuk ke produk yang sama.
Sementara untuk NAS 332 Super Puma, pun sudah berganti kode menjadi H215. Meski
sekilas terlihat mirip, perbedaan yang paling kentara dari H215 dan H225/H225M
terletak dari jumlah blade (baling-baling) pada main rotor. H215 Super Puma
masih menggunakan empat blade, sementara H225/H225M sudah menggunakan lima
blade.
Airbus Helicopters dan PT DI saat ini menjalankan kerja sama untuk 11
tipe helikopter berbeda, yaitu H225M, H215, AS565 MBe, AS365 N3+, H135, AS550,
AS555, AS350, dan juga pada platform yang sudah ada lebih dahulu seperti
NAS330, NSP332, dan MBO-105, untuk armada Kepresidenan Indonesia, TNI AU, TNI
AD, TNI AL, POLRI, BASARNAS, dan pusat pelatihan STPI; mendukung pelaksanaan
berbagai misi operasional.
0 comments:
Post a Comment