Tentara
Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) sedang mengembangkan senjata mesin
multi laras (SMML) kaliber 7,62 mm dan senjata otomatis kaliber 5,56 mm. Pengembangan
senjata tersebut dilakukan di Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AD
(Dislitbangad).
“Dislitbangad
ini berkedudukan langsung di bawah Kepala Staf TNI AD (KSAD) yang bertugas
pokok membina dan menyelenggarakan fungsi penelitian dan pengembangan dalam
rangka mendukung tugas pokok TNI AD,” kata Plh Sekertaris Dislitbangad, Kolonel
Czi Gunawan Pakki saat memberikan pemaparan di Markas Dislitbangad, Jakarta,
Rabu (22/3).
Untuk
melaksanakan tugas pokok tersebut, lanjut Gunawan, Dislitbangad menyelenggarakan
fungsi-fungsi pengkajian, penelitian, penerapan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Selain itu ada juga penelitian dan pengembangan insani meliputi aspek
kesehatan, psikologi, mentaI, dan jasmani serta pengembangan organisasi dan
sistem metode. “Dislitbangad juga menyelenggarakan kegiatan pengujian,
percobaan, rekayasa pengembangan alat utama sistem senjata (Alutsista) yang
terdiri dari senjata, amunisi, bahan peledak, kendaraan dan alat angkut, alat
komunikasi dan sistem pengendalian senjata (Sisdaljat) serta alat utama sistem
senjata lain,” ucap Gunawan.
Sementara
itu, Kasie Rencana Kegiatan Bagian Materiil Umum Dislitbangad, Mayor Inf
Darmaji mengatakan pengembangan senjata mesin multi laras (SMML) kaliber 7,62
mm ini dilakukan bersama PT Pindad.”Sudah dua kali dilakukan pengembangan
bersama PT Pindad pertama terkait Integrated dan kedua Disintegrated,” kata
Mayor Darmaji. Ia menjelaskan senjata mesin ini memiliki jangkauan sampai 1.500
meter dengan jarak efektif 600 meter.
”Untuk satu
menit pemakaian senjata ini bisa mengeluarkan 3.000 amunisi,” jelas dia.
Sementara itu, untuk senjata otomatis kaliber 5,56 mm masih terus dalam
penelitian dan diharapkan untuk produksi massal tahun 2018.
Selain soal
senjata, Dislitbangad juga mengembangkan kendaraan transportasi darat-air.
Kendaraan ini sudah dalam rangkaian uji fungsi dari tim Dislitbangad.”Uji
fungsi ini dilakukan untuk membuktikan rancang bangun sudah sesuai apa belum.
Dan setelah
diuji tepat dengan spesifikasi teknis yang direncanakan pada tahun 2016,” kata
Mayor Cpl Untung Sutopo. Kendaraan transportasi darat-air ini adalah
penyempurnaan kendaraan yang dibuat pada tahun 2014.
“Jadi,
Prototipe pertama yang dibuat 2014 memerlukan penyempurnaan, maka dilakukanlah
pada 2016 yang menjadi Prototipe kedua,” tutup Mayor Untung seraya menambahkan
kendaraan darat-air prototipe pertama sudah pernah dipakai untuk membantu
evakuasi banjir di Jakarta.
0 comments:
Post a Comment