Friday, 24 March 2017

Penerbad Terima Tiga Unit Apache Pada Bulan Novenber Tahun Ini


Komisi I DPR RI yang membawahi bidang Pertahanan mengunjungi Penerbangan Angkatan Darat (Penerbad), khususnya Lanumad Ahmad Yani Semarang untuk mengetahui kondisi alutsista dan operatornya, Jumat (24/03/2017).

Rombongan dipimpin Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari diterima Wakil Komandan Pusat Penerbangan TNI AD Brigjen TNI Eko Susetyo didampingi Komandan Lanumad Ahmad Yani Kolonel CPN AA Ngr Romy Satriadi dan Komandan Pusdik Penerbad Kolonel CPN Suprapto.

Kunjungan tersebut untuk mengetahui kondisi alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang dimiliki Penerbad, termasuk soal perawatannya. Rombongan mengecek keberadaan dan kondisi pesawat helikopter jenis Bell buatan Amerika yang ada di hanggar Skadron 11/Serbu.

Menurut rencana Penerbad akan menerima sebanyak delapan helikopter jenis Apache yang akan memperkuat armada tempur Penerbad, dijadwalkan tahun ini akan masuk tiga unit dan tahun depan lima unit.

Wadan Puspenerbad Brigjen TNI Eko Susetyo mengungkapkan persoalan yang dihadapi oleh Penerbad adalah persoalan pemeliharaan alutsista dan personil sesuai standar. “Dalam kunjungan Komisi 1 DPR RI ini sudah kita sampaikan beberapa persmasalahan pelik atau problem dalam meningkatkan kinerja satuan Penerbangan TNI AD terkait dengan alutsista dan personilnya. Hal yang menonjol adalah pemeliharaan. Selain itu juga peningkatan kemampuan personil sebagai pendukung operasional alutsista,” ungkap Brigjen TNI Eko Susetyo.

Pengguna helikopter menurut Wadan Puspenerbad paling banyak ada di TNI Angkatan Darat. Selain sebagai sarana angkut personil, juga sebagai armada patroli dan tempur. Oleh karenanya jumlah helikopter yang dimiliki Penerbad juga lebih banyak dibanding TNI AU.

Penerbad di tahun ini, bulan Novenber nanti akan menerima 3 unit helikopter canggih jenis Apache yang akan mengemban tugas sebagai armada tempur dan patroli.

“Apache juga bisa kita fungsikan untuk mendukung patroli perbatasan dan keamanan laut. Helikopter ini sangat canggih sehingga membutuhkan penanganan khusus, termasuk kesiapan operatornya (pilot) dan pemeliharaannya. Sekarang ini para pilot dan teknisi sedang berada di negara pembuat untuk mengikuti pendidikan terkait dengan pembekalan kemampuan pengoperasian dan pemeliharaan,” ungkap Wadan Puspenerbad.

Sementara Ketua Komisi 1 DPR RI Abdul Kharis Almasyhari mendukung upaya peningkatan alutsista TNI AD untuk mengatasi problem pertahanan dan menjaga kedaulatan negara. “Alutsista butuh maintenance yang cukup baik, dan kami ketahui semua ditangani sendiri. kalau melibatkan outsourching mungkin biayanya bisa 5 kali lipatnya. Oleh karena itu kita akan memback up agar helikopter yang ada jangan sampai ada yang tidak bisa terbang”, ungkap Abdul Kharis Almasyhari.

Kehadiran Apache diharapkan bisa menggantikan helikopter yang sudah beroperasi selama 30 tahun. Sehingga bisa dimanfaatkan untuk menjaga kedaulatan negara seperti melakukan ‘ronda’ di perbatasan yang rawan penyelundupan dan di laut yang rawan pencurian ikan.

“Masyarakat juga harus paham akan kebutuhan alutista canggih untuk mendukung pengamanan NKRI. Bagi kita yang berada di kota, tentu tak akan paham atas kerawanan-kerawanan yang ada, tapi di daerah terpencil justru banyak kerawanan yang harus diantisipasi. Masalah penyelundupan dan pencurian SDA masih sering terjadi dan itu harus diatasi,” tegas Ketua Komisi 1 DPR RI.


0 comments:

Post a Comment