Anggaran
proyek next generation air dominance (NGAD) Angkatan Udara Amerika Serikat
(USAF) mengalami revisi yang sangat fantastis pada tahun 2017. Semula proyek
ini hanya mendapat anggaran US$20 juta atau sekitar Rp266 miliar kini melesat
menjadi US$167,8 juta atau sekitar Rp2,2 triliun.
Sebagaimana
dilaporkan Defense News Kamis 23 Maret 2017 anggaran baru ini dikatakan Angkatan Udara sangat penting untuk mempertahankan
keunggulan udara dalam dua dekade berikutnya.
Amerika
Serikat telah menciptakan lompatan besar pada kekuatan udaranya ketika
membangun F-22 Raptor dan kemudian disusul
F-35 Joint Strike Fighter. Tetapi sepertinya dua pesawat ini dianggap
tidak akan mampu membuat jurang kemampuan dengan negara lain di masa depan.
“Angakatan
Udara berusaha untuk memulai mendapatkan (kemampuan udara) ini ,” kata Letnan Jenderal Arnold Bunch saat konferensi
Angkatan Udara AS pada 22 Maret 2017.
Mereka
meyakini berinvestasi dalam teknologi
yang tepat merupakan keputusan cerdas di masa depan. “Dengan investasi
tersebut, Angkatan Udara dapat membuat
keputusan cerdas dan mengembangkan teknologi tersebut di berbagai bidang.”
“Kita perlu
memiliki sesuatu pada 2020-an,” kata Brigadir Jenderal Alexus Grynkewich tahun
lalu. Dia menambahkan bahwa tahun 2028 tampak
seperti garis waktu yang realistis
untuk memiliki beberapa kemampuan
operasional awal dari kemampuan penetrating counter air (PCA).”
NGAD atau
jet PCA direncanakan untuk akhirnya menggantikan Boeing F-15 dan Lockheed
Martin F-22. PCA adalah “keluarga kemampuan” yang meliputi, jet
tempur, sejumlah sistem logistic, kemampuan intelijen, pengawasan dan
pengintaian dan platform komunikasi.
0 comments:
Post a Comment