Aerospace
Technology Systems Corp Sdn Bhd (ATSC) mencari peluang di Vietnam dan Indonesia
dalam bidang perawatan pesawat dengan Sukhoi Technical Centre (STC) milik
perusahaan tersebut.
Chief
Executive Officer Letkol Mohd Fadzar Suhada mengatakan bahwa Vietnam memiliki
sekitar 33 unit Sukhoi sementara Indonesia mempunyai 16 unit Sukhoi, dan
kemungkinan perusahaan mencari peluang untuk melakukan aktifitas pemeliharaan
bersama untuk beberapa sistem umum di pesawat.
“Kami baru
saja menerima sertifikat pengakuan dari Direktur DGTA Brigadir Jenderal Datuk
Dr Md Zaki Md Zin kemarin, sertifikat yang sama untuk maintenace pesawat
MiG29-N milik RMAF.”
“Dengan
sertifikat ini, perusahaan kami dapat melakukan servis pemeliharaan tingkat
menengah (ILM) pesawat SU-30MKM,” katanya kepada Bernama di sela-sela Langkawi
International Maritime dan Aerospace 2017 (LIMA ’17).
Dilansir
dari thesundaily (22/03), DGTA Malaysia merupakan badan pengawas untuk manajemen
kelaikan pesawat terbang yang terdaftar di negara Malaysia. DGTA Malaysia telah
melakukan audit fasilitas ATSC, SDM dan peralatan di Gong Kedak Air Base RMAF,
Jerteh Terengganu dengan hasil yang memuaskan, yang kemudian dipercaya untuk
melakukan pemeliharaan Su- 30MKM sampai 8 Desember 2019.
Dia
menambahkan bahwa saat ini ATSC telah meningkatkan kemampuan untuk melakukan
overhaul pesawat yang akan dilakukan secara lokal dengan berbagi pekerjaan
dengan produsen pesawat.
ATSC
dibentuk sebagai bagian dari Program Offset MiG-29 antara pemerintah Malaysia
dan Rusia. Kegiatan utamanya adalah Pemeliharaan dan Perbaikan Overhaul (MRO)
yang berfokus pada pesawat dan teknologi Rusia.
ATSC
sekarang memiliki 25 insinyur terampil dan berpengalaman termasuk 100 teknisi
berpengalaman.
0 comments:
Post a Comment