Friday 11 November 2016

Z-19, Helikopter Serang Kedua Buatan China


Delapan tahun setelah penerbangan perdana heli serang pertama asli buatan China Changhe Z-10 Fierce Thunderbolt di bulan April 2003, dunia kembali dikejutkan dengan kemunculan heli serang ke-2 yakni Z-19 buatan Harbin Aircraft Manufacturing Corporation (HAMC) yang terbang perdana di tahun 2011. Bila Z-10 adalah heli serang murni sekelas AH-64 Apache dari AS, maka Z-19 dikembangkan sebagai heli kawal intai ringan dengan kemampuan sekunder memberi dukungan tembakan dari udara yang dikembangkan untuk Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF) dan Penerbangan Angkatan Darat (PLAGFAF).

Helikopter yang mendapat julukan Hei Xuan Feng atau Black Whirlwind ini dirancang oleh ilmuwan kawakan kebanggaan Tiongkok dari Lembaga Riset 602, yakni Wu Ximing. Karya besar yang telah dihasilkannya antara lain helikopter Z-8, Z-9, Z-11 dan heli serang murni Z-10.

Black Whirlwind sendiri dikembangkan dari heli versi bersenjata Harbin Z-9W yang platform-nya didasarkan pada helikopter medium AS365 Dauphin lisensi dari Eurocopter. Tak heran bila tail boom Z-19 mirip heli Dauphin yang rotor belakangnya mengadopsi desain fenestron. Desain rotor model ini bisa mereduksi tingkat kebisingan suara.


Sebagai heli kawal intai, Z-19 memiliki fitur yang cukup mumpuni, dilengkapi dengan millimeter-wave radar (MMW) aktif untuk pengendelaian tembakan. Di bawah dagunya terpasang sebuah turet FLIR, TV, dan laser range finder. Z-19 juga dilengkapi dengan helmet mounted sight (HMS) terkini yang berbeda dengan milik awak heli Z-10.

Untuk perlindungan dari tembakan senapan mesin darat, bagian kokpit mendapat plat zirah tambahan. Helikopter Z-19 memiliki desain exhaust system untuk menekan IR yang memberikan tingkat perlindungan terhadap ancaman rudal dengan bimbingan infra-merah. Kedua awaknya duduk di kursi tahan banting yang bisa meredam benturan bila terjatuh dari ketinggian dengan posisi tandem.

Untuk dapur pacu, Z-19 menggunakan sepasang mesin turboshaft garapan lokal WZ-8A yang dikembangkan secra lisensi dari mesin Turbomeca Arriel, seperti mesin helikopter Dauphin. Setiap mesin menghasilkan daya masing-masing 848 tenaga kuda. Kecepatan maksimum 280 km/jam dan daya tanjak mencapai 9 m/detik. Ketinggian terbang hingga 6.000 meter dan jarak operasi sejauh 700 km dengan endurance sekira 4 jam.


Sebagai heli kawal intai, Z-19 bisa beroperasi di segala cuaca baik siang maupun malam. Heli dilengkapi senjata rudal antitank HJ-10 dan pod peluncur roket tanpa kendali, namun Z-19 tidak memiliki kanon tetap layaknya heli serang Z-10.

Sejauh ini diperkirakan setidaknya 80 unit Z-19 telah berdinas untuk resimen penerbangan Tentara Pembebasan Rakyat menemani pendahulunya yakni Z-10, menjadikannya sebagai duet maut yang patut diperhitungkan. China sendiri membuka peluang ekspor Z-19 ke negara lain yang digadang sebagai Wuzhuang Zhishengji (WZ-19) yang berarti heli serang).

Untuk keperluan dalam negeri tetap menggunakan kode Z saja karena penamaan WZ telah digunakan oleh PLAAF untuk penunjukan pesawat intai nirawak (Wuren Zhencha). Kehadiran helikopter ini bagaikan angin segar untuk negara lain yang ingin memiliki heli serang dengan biaya miring khas produk China.

0 comments:

Post a Comment