Uji
penembakan misil balistik antar-benua Sarmat, yang akan beroperasi pada awal
2020-an, telah berhasil dilaksanakan pada September lalu. Namun, karakter
teknis dan taktis senjata ini masih ‘dirahasiakan’. Kami akan memaparkan
infomasi yang berhasil kami himpun dari pengembang senjata ini serta percakapan
dengan para pakar militer. Perlu
dicatat, saat ini misil tersebut masih dalam proses rekayasa dan pengembangan,
dan saat mulai beroperasi, ia tentu sudah melalui sejumlah modifikasi dan
perubahan.
Apa Itu Sarmat?
Sarmat
adalah misil antar-benua berbahan bakar cair kelas berat dengan kode RS-28.
Total bobotnya mencapai 100 ton dan berat lemparannya ialah 10 ton. Misil ini
akan bergabung dengan Pasukan Misil Strategis Rusia setelah 2020 dan akan
menggantikan P-32M2 “Voievoda”, misil strategis yang paling sulit dan dashyat
di dunia (julukan NATO: SS-18 Satan), dengan bobot 211 ton dan memiliki
kekuatan lemparan 8,8 ton.
Hal yang
akan membuat Sarmat berbeda dari pendahulunya tak hanya bobot yang lebih ringan,
tapi juga jangkauan terbang. Jika ‘Satan’ mampu terbang pada jarak 11 ribu
kilometer, Sarmat mampu menempuh jarak lebih dari 17 ribu kilometer, dan
seperti yang direncanakan pengembang, misil ini dapat terbang ke target yang bahkan
berada di Kutub Selatan, dimana disana tak ada siapa pun yang menantinya dan tak
ada pagar antimisil yang dibangun.
Selain itu,
Sarmat akan memiliki setidaknya 15 muatan peluru kendali balistik yang berisi
beberapa hulu ledak individual, bukan hanya 10 hulu ledak nuklir. Mereka akan
ditempatkan sesuai prinsip ‘setumpuk anggur’, dan masing-masing memiliki
kapasitas 150 - 300 kiloton, yang dapat dipisahkan dari ‘tumpukannya’ saat ia
harus meninggalkan target seperti yang diprogram. Ia dapat terbang dengan
kecepatan hipersonik (melebihi Mach 5), mengubah lintasannya sesuai dengan
tingkat dan ketinggian sehingga tak bisa dicegat oleh sistem pertahanan misil
mana pun, baik yang sudah ada saat ini maupun misil jarak jauh, termasuk yang
bergantung pada elemen antariksa. Bagi Sarmat,
tak penting apakah ada sistem pertahanan misil atau tidak.
Berapa
Banyak Sarmat yang Akan Muncul?
Setidaknya
154 bahan peledak akan tetap bertahan di Voievoda (154 peledak pertama akan
dijinakkan sesuai perjanjian START-I). Namun, tentu tak semuanya akan diisi
misil baru, jumlahnya harus sesuai dengan parameter Trakat START-3, yang
memberi jatah Rusia dan AS 700 kendaraan peluncur dan 1.550 hulu ledak nuklir
untuk ditempatkan pada 5 Februari 2018.
Tiap Sarmat
membutuhkan 15 hulu ledak, dan berdasarkan data yang tersedia saat ini, Rusia
memiliki 521 kendaraan peluncur dan 1.735 hulu ledak. Sementara, AS memiliki
741 peluncur dan 1.481 hulu ledak.
Trakat
START-3 mungkin akan diperpanjang setelah berakhir masa berlakunya pada 2021,
dengan persetujuan kedua pihak, untuk lima tahun tambahan. Dan jika itu
terjadi, yang jelas pertama, Rusia akan memiliki lebih sedikit misil kelas
Sarmat dibanding Voievoda. Memang, selain Sarmat Rusia juga masih punyapeluncur
lain seperti misil darat dan laut, bahkan pengebom strategis.
Mengapa
Rusia Butuh Sarmat?
Di satu
sisi, jawabannya jelas untuk menghadapi musuh potensial, serta menggantikan
Voievoda, yang pada akhir START-3 akan berakhir masa baktinya. Di sisi
lain, menurut Doktor Ilmu Teknik, Peneliti Senior di Institut Ekonomi Dunia dan
Hubungan Internasional Russian Academy of Sciences, Mayor Jenderal
Vladimir Dvorkin, untuk menyelesaikan masalah ini, kompleks misil strategis
bergerak seperti Topol-M, Yars, Rubezh, dan dalam jangka panjang sistem misil
kereta tempur Barguzin, akan cukup.
Sarmat dalam peledak Voievoda adalah tujuan yang baik untuk serangan pertama musuh. Rusia tak
akan pernah menjadi pihak pertama yang menyerang dengan misil nuklir,” terang
Dvorkin, “meski kemungkinan ini terekam dalam doktrin militer kami.
Kolonel
Jenderal Viktor Esin sepakat dengan rekan saya, namun tak sepenuhnya. “Tidak,
kita tak akan menjadi yang pertama menyerang dengan misil nuklir. Namun, Sarmat
tak ditujukan untuk itu, melainkan untuk serangan balasan. Kita bisa
melakukannya selama misil musuh terbang ke arah kita. Sebuah hal yang mungkin
diketahui musuh. Oleh karena itu Sarmat, dan sistem pertahanan lain, akan
menjamin keamanan kita”.
0 comments:
Post a Comment