Inggris
berikan kontrak senilai 269 juta poundserling (327 juta dolar AS) kepada
Lockheed Martin terkait pengadaan sistem ASaC (airborne surveillance and
control) Crowsnest untuk Angkatan Lautnya (Royal Navy). Crowsnest merupakan
pengganti SKASaC (Sea King ASaC-7) yang akan memasuki masa pensiun pada
September 2018.
Seperti yang
dilaporkan IHS Jane’s (Kamis, 19/1/2017), total sistem Crowsnest yang akan
dibeli Inggris sebanyak 10 unit. Inggris berniat memodifikasi helikopter AW101
Merlin HM2 milik Angkatan Lautnya agar kompatibel dengan sistem tersebut.
Kementerian
Pertahanan Inggris memilih Lockheed Martin sebagai kontraktor utama untuk
program pada bulan Mei mendatang. Tak sendirian, Lockheed Martin akan
didampingi Thales yang menjadi subkontraktor para program tersebut.
Dalam sebuah
pernyataan yang diumumkan terkait pemberian kontrak pada 16 Januari lalu,
seperti yang dikatakan Kepala Bidang Pengadaan Pertahanan, Harriett Baldwin,
bahwa sistem Crowsnest akan memberikan kemampuan intelijen yang sangat penting,
pengawasan dan sistem pelacakan untuk kapal induk kelas Queen Elizabeth baru
kami, mampu mendeteksi segala potensi ancaman di laut.
Sementara
itu, seperti yang disampaikan juru bicara Lockheed Martin kepada IHS Jane’s
pada Selasa (17/1/2017), peran produksi pertama Crowsnest kit dijadwalkan akan
dikirim ke Kemhan pada pada Oktober 2018, dengan pesawat produksi pertama pada
bulan Juni 2019. Sistem tersebut diharapkan masuk layanan dengan sebuah
kemampuan operasional awal pada Merlin HM2 tahun 2020.
Crowsnest
akan dipasangkan ke bagian samping helikopter Merlin. Sistem tersebut dapat
diturunkan ketika melakukan operasi serta diangkat atau dinaikan ketika heli
mendarat.
0 comments:
Post a Comment