Thursday, 2 March 2017

Mantap!, Singapura Serahkan 16 Panser Terrex 2 untuk Marinir Amerika Serikat


Sebagai tindak lanjut atas kemenangannya dalam fase pertama program ACV (Amphibious Combat Vehicle) 1.1, SAIC-ST Kinetics dari Singapura menyerahkan produksi pertama ranpur amfibi Terrex 2 kepada Korp Marinir AS (USMC) selaku pemesan. Penyerahan dilakukan dalam upacara roll out resmi di pabrik SAIC di South Carolina.

SAIC-ST Kinetics memperoleh kontrak fase pertama sejumlah 16 unit ranpur amfibi, yang kemudian akan ditandingkan dengan produk SuperAV dari British Aerospace-Iveco. Pertarungan dan evaluasi kedua produk akan berlangsung sampai Korp Marinir AS dapat menentukan produk yang lebih unggul, lalu menjatuhkan keputusan ke salah satu pabrikan paling lambat 2018.


Terrex 2 mengalami peningkatan drastis dalam hal proteksi, mobilitas, daya gebuk, dan daya angkut. Jika Terrex memiliki bobot 24 ton, maka Terrex 2 mengalami peningkatan bobot 40% menjadi 30 ton. ST Kinetics mendesain ulang hullnya menjadi lebih besar dan lebih lega.

Terrex 2 dapat mengangkut 12 prajurit infantri bersenjata lengkap dalam kursi individual khusus yang didesain untuk menyerap impak akibat hantaman ranjau atau impak ledakan lainnya, sehingga mengurangi potensi cedera anggota tubuh.


Sementara untuk awaknya, Terrex 2 masih menggunakan konfigurasi yang sama yaitu dua orang, pengemudi dan komandan kendaraan. Hanya saja, kompartemen pengemudi yang sudah canggih ternyata dirombak lagi pada Terrex 2.

Jika pada Terrex hanya ada tiga panel LCD kamera di depan pengemudi dan satu layar untuk BMS di kirinya, maka pada Terrex 2 pengemudi benar-benar dimanjakan. Tidak hanya layar LCD diperbesar, sekarang pengemudi punya lima layar LCD. Dua layar LCD tambahan masing-masing ditempatkan di kiri-kanan lingkar kemudi.

Satu fitur canggih yang disematkan pada Terrex 2 adalah TI (Thermal Imager) Fusion Camera. Jika kamera TI normal menampilkan imaji yang kontras dan menyakitkan mata bila dipergunakan terlalu lama, maka TI Fusion menampilkan tangkapan termal yang tersaji dalam tampilan kamera biasa.

Ini adalah inovasi yang sangat luar biasa, dan jarang ditemukan pada produk ranpur lainnya. Dengan TI Fusion Camera, pengoperasian kamera termal dapat dilakukan layaknya pada kamera biasa, sehingga kewaspadaan situasional dapat terjaga dengan baik.

Kembali lagi ke soal dimensi, Terrex 2 memiliki panjang 8,5 meter dan lebar 3-4 meter dengan ketinggian mencapai nyaris 3 meter. Memang nyata lebih besar dibandingkan Terrex orisinal. Sekujur tubuhnya dilapisi oleh panel komposit AMAP (Advanced Modular Armour Protection) buatan Rheinmetall Chempro - IBD Deisenroth.

Jika pada Terrex kita melihat panel-panel ini diracik dua dimensi dengan ketebalan 8-12mm, maka pada Terrex 2 panel-panel ini tampil 3 dimensi berbentuk boks. Bisa dipastikan sebagian dalamnya dibiarkan hampa untuk menambah daya apung, plus memberikan ruang kosong antara panel AMAP dan kulit kendaraan sehingga hantaman hululedak shaped charge dapat dijinakkan sebelum dapat menembus kulit kendaraan.

Selain perlindungan pada kulit kendaraan, lambung Terrex 2 dibenamkan teknologi V over V (VoV) alias racikan lambung V ganda. Lambung V pertama melindungi sumbu roda, suspensi, dan sistem transmisi, sementara di atasnya lambung V kedua melindungi kompartemen penumpang.

Konfigurasi lambung V ganda ini diharapkan juga mampu melindungi sistem penggerak Terrex 2, sehingga saat terjadi detonasi tidak melumpuhkan kendaraan (mobility kill).

Untuk mengantisipasi penambahan bobot kendaraan tersebut, maka ST Kinetics melakukan peningkatan pada sistem turbocharger untuk mesin Caterpillar C9 sehingga mampu menyemburkan daya sampai 600hp, naik 150hp dari versi standar pada Terrex.

Mesin yang dibenahi ini dikawinkan dengan sistem transmisi otomatis Allison 4500SP dengan enam percepatan maju dan satu gigi mundur. Akselerasi dari 0-50km/ jam dapat dicapai dalam waktu kurang dari 15 detik dan kecepatan maksimalnya 90km/ jam.

Sedikit menurun dibandingkan Terrex memang, tapi layak ditebus dengan proteksi yang jauh lebih meningkat. Untuk olah gerak di permukaan air, ST Kinetics memasang sistem propulsi baru untuk mendorong Terrex 2 sampai kecepatan 6 knot/ atau 11,1 km/jam di permukaan air, meningkat 10% dari Terrex. Terrex 2 juga dilengkapi dengan snorkel untuk mengamankan pasokan udara ke arah mesin. Selain itu, bagian hidungnya dipermak menjadi semakin mancung, sehingga volume hampa internal juga semakin besar untuk meningkatkan daya apung.

Terakhir, untuk urusan persenjataan, Terrex 2 yang diserahkan sudah menggunakan konfigurasi sistem senjata berbasis RCWS Adder yang menggabungkan antara senapan mesin 12,7mm dengan pelontar granat 40mm. ST Kinetics juga sudah menyiapkan sistem kubah baru dengan kanon ATK Mk44 Bushmaster II kaliber 30x137mm.

Kanon baru ini menawarkan daya hantam yang meningkat, dengan kekuatan penetrasi sampai 25% di atas M242 Bushmaster yang di Korp Marinir digunakan pada LAV-25.

Penggunaan kanon ini menawarkan jarak jangkau efektif sampai 3km, memberikan jarak aman untuk menghantam ranpur lawan dari jarak yang lebih aman. Seluruh sistem kelistrikan dan komponen catu daya digabungkan ke kubah di atas, sehingga tidak ada komponen yang makan tempat di dalam kabin kendaraan.

Di luar kanon, kubah ini juga dapat mengintegrasikan sistem rudal antitank, yang defaultnya adalah ATGM Spike-LR. ATGM lain dapat diintegrasikan, tinggal dipilih saja apa yang diinginkan.


0 comments:

Post a Comment