Saturday, 14 January 2017

MiG-25 Foxbat, Ikon Perang Dingin Yang Fenomenal


Kinerja MiG-25 Foxbat sudah banyak kita dengar, paling tidak kemampuan terbangnya yang dikabarkan mampu mencapai tiga kali kecepatan suara dan mampu terbang sampai pada radius 1.730 km.

Satu lagi yang membuat MiG-25 Foxbat menjadi terkenal yaitu ketika seorang pilot Rusia, Viktor Balenko, membelot dengan mendaratkan pesawat ini di Bandara Hakodate di Jepang tahun 1976 di mana saat itu Perang Dingin sedang pada masa puncaknya.

Memang kisah dan kemampuan MiG-25 Foxbat di medan tempur kurang begitu terdengar. Padahal cerita seperti itu lumayan banyak walaupun sebagai pelakunya bukan dari negara Beruang Merah, tapi dari sekutu-sekutu dekatnya yang diizinkan untuk memiliki pesawat ini.

Pada puncak operasionalnya pihak Blok Timur sangat menutupi segala sepak terjang pesawat ini. Baru pada saat berlangsungnya perang antara Irak dan Iran (1980-1988) cerita tentang kemampuan Foxbat tersebar cepat.


Saat itu pilot MiG-25 AU Irak sempat menembak jatuh sejumlah F-4 Phantom dan sebuah EC-130E. Dalam pertempuran ini salah satu aces AU Irak Kolonel Mohommed “Sky Falcon” Rayyan membukukan 10 kemenangan. Tapi sayang dia sendiri ditembak jatuh oleh sebuah F-14 Tomcat lawan dan tewas. Sedangkan dari pihak Iran menurut seorang jurnalis Tom Cooper tercatat paling tidak 10 MiG-25 berhasil ditembak oleh F-14 Tomcat dan satu oleh oleh F-5 Tiger.

AU Israel penah mencoba ketangguhan MiG-25 dengan menerbangkan dua F-4 sebagai umpan ke ruang udara Libanon. Benar saja, tidak lama kemudian AU Suriah terpancing dengan menerbangkan dua MiG-25.

Setelah mengetahui dirinya dikejar, kedua F-4 itu balik ke pangkalannya. Tugas selanjutnya diserahkan kepada dua F-15 Eagle yang sudah menanti datangnya kedua Foxbat. Israel membuka serangan dengan menembakkan rudal AIM-7F Sparrow. Salah satunya mengenai sasaran tapi yang lainya luput.

Selama konflik tersebut berlangsung, sebuah MiG-25 Suriah tertembak jatuh oleh rudal darat ke udara Hawk milik Israel. Memang dari segi jumlah korban sulit untuk mendapatkan data yang pasti. Paling tidak Israel mengatakan bahwa pihaknya terakhir menembak pesawat tersebut pada 31 Agustus 1983.

Ketika berlangsungnya Perang Teluk, Foxbat menjadi bulan-bulanan pihak Pasukan Koalisi. Bahkan rudal AMRAAM untuk pertama kalinya memakan korban dengan menembak jatuh pesawat ini di daerah larangan terbang di selatan Irak.

MiG-25 Irak hanya dapat membalas dengan menembak jatuh sebuah pesawat tanpa awak Predator yang dipersenjatai oleh rudal AIM-92 Stinger yang mencoba menembak jatuh pesawat tersebut. 

Menjelang berakhirnya perang Teluk beberapa pesawat ditemukan oleh pasukan koalisi terkubur dalam pasir gurun dalam kondisi lumayan baik. Mungkin ini harapan terakhir dari Irak agar pesawatnya tidak direbut atau dihancurkan.

Dikawasan Asia tercatat hanya India yang mengoperasikan MiG-25 Foxbat. Di Negara itu, Foxbat diberi nama Garuda. AU India menggunakan pesawat ini lebih banyak sebagai pengintai ketimbang sebagai pemburu.

Ketika terjadi pertempuran dengan Pakistan, Garuda aktif dalam Operasi Parakram, yaitu operasi pengintaian di ruang udara Pakistan. Salah satu MiG-25RB (versi pengintai) melakukan penerbangan di atas ruang udara Pakistan dengan kecepatan Mach 2 di ketinggian 74.000 kaki dan mengeluarkan sonic boom.


Perdana menteri Pakistan Gohar Ayub Khan meyakini kalau pihak India juga melakukan pemotretan lokasi strategis di sekitar Islamabad saat penerbangan itu terjadi. Tahun 2006 India mempensiunkan armada MiG-25-nya karena kesulitan suku cadang.

0 comments:

Post a Comment