Kinerja
MiG-25 Foxbat sudah banyak kita dengar, paling tidak kemampuan terbangnya yang
dikabarkan mampu mencapai tiga kali kecepatan suara dan mampu terbang sampai
pada radius 1.730 km.
Satu lagi
yang membuat MiG-25 Foxbat menjadi terkenal yaitu ketika seorang pilot Rusia,
Viktor Balenko, membelot dengan mendaratkan pesawat ini di Bandara Hakodate di
Jepang tahun 1976 di mana saat itu Perang Dingin sedang pada masa puncaknya.
Memang kisah
dan kemampuan MiG-25 Foxbat di medan tempur kurang begitu terdengar. Padahal
cerita seperti itu lumayan banyak walaupun sebagai pelakunya bukan dari negara
Beruang Merah, tapi dari sekutu-sekutu dekatnya yang diizinkan untuk memiliki
pesawat ini.
Pada puncak
operasionalnya pihak Blok Timur sangat menutupi segala sepak terjang pesawat
ini. Baru pada saat berlangsungnya perang antara Irak dan Iran (1980-1988)
cerita tentang kemampuan Foxbat tersebar cepat.
Saat itu
pilot MiG-25 AU Irak sempat menembak jatuh sejumlah F-4 Phantom dan sebuah
EC-130E. Dalam pertempuran ini salah satu aces AU Irak Kolonel Mohommed “Sky
Falcon” Rayyan membukukan 10 kemenangan. Tapi sayang dia sendiri ditembak jatuh
oleh sebuah F-14 Tomcat lawan dan tewas. Sedangkan dari pihak Iran menurut
seorang jurnalis Tom Cooper tercatat paling tidak 10 MiG-25 berhasil ditembak
oleh F-14 Tomcat dan satu oleh oleh F-5 Tiger.
AU Israel
penah mencoba ketangguhan MiG-25 dengan menerbangkan dua F-4 sebagai umpan ke
ruang udara Libanon. Benar saja, tidak lama kemudian AU Suriah terpancing dengan
menerbangkan dua MiG-25.
Setelah
mengetahui dirinya dikejar, kedua F-4 itu balik ke pangkalannya. Tugas
selanjutnya diserahkan kepada dua F-15 Eagle yang sudah menanti datangnya kedua
Foxbat. Israel
membuka serangan dengan menembakkan rudal AIM-7F Sparrow. Salah satunya mengenai
sasaran tapi yang lainya luput.
Selama
konflik tersebut berlangsung, sebuah MiG-25 Suriah tertembak jatuh oleh rudal
darat ke udara Hawk milik Israel. Memang dari segi jumlah korban sulit untuk
mendapatkan data yang pasti. Paling tidak Israel mengatakan bahwa pihaknya
terakhir menembak pesawat tersebut pada 31 Agustus 1983.
Ketika
berlangsungnya Perang Teluk, Foxbat menjadi bulan-bulanan pihak Pasukan
Koalisi. Bahkan rudal AMRAAM untuk pertama kalinya memakan korban dengan
menembak jatuh pesawat ini di daerah larangan terbang di selatan Irak.
MiG-25 Irak
hanya dapat membalas dengan menembak jatuh sebuah pesawat tanpa awak Predator
yang dipersenjatai oleh rudal AIM-92 Stinger yang mencoba menembak jatuh
pesawat tersebut.
Menjelang berakhirnya perang Teluk beberapa pesawat ditemukan
oleh pasukan koalisi terkubur dalam pasir gurun dalam kondisi lumayan baik.
Mungkin ini harapan terakhir dari Irak agar pesawatnya tidak direbut atau
dihancurkan.
Dikawasan
Asia tercatat hanya India yang mengoperasikan MiG-25 Foxbat. Di Negara itu,
Foxbat diberi nama Garuda. AU India menggunakan pesawat ini lebih banyak
sebagai pengintai ketimbang sebagai pemburu.
Ketika
terjadi pertempuran dengan Pakistan, Garuda aktif dalam Operasi Parakram, yaitu
operasi pengintaian di ruang udara Pakistan. Salah satu MiG-25RB (versi
pengintai) melakukan penerbangan di atas ruang udara Pakistan dengan kecepatan
Mach 2 di ketinggian 74.000 kaki dan mengeluarkan sonic boom.
Perdana
menteri Pakistan Gohar Ayub Khan meyakini kalau pihak India juga melakukan
pemotretan lokasi strategis di sekitar Islamabad saat penerbangan itu terjadi.
Tahun 2006 India mempensiunkan armada MiG-25-nya karena kesulitan suku cadang.
0 comments:
Post a Comment