Thursday 16 February 2017

Apa Yang Terjadi Jika Kapal Induk USS Carl Vinson dan Liaoning Bertempur

USS Carl Vinson

Apa yang terjadi jika tiba-tiba kapal induk Angkatan Laut Amerika Serikat USS Carl Vinson yang sedang melakukan operasi di Laut China Selatan bertemu dan bentrok dengan kapal induk China Liaoning. Apa yang kira-kira akan terjadi?

Vinson menuju ke Laut Cina Selatan biasanya bersama dengan dua kapal perusak, USS Wayne E. Meyer dan USS Michael Murphy, dan penjelajah USS Lake Champlain selain juga kapal selam.

Sementara itu, kapal induk China Liaoning yang dikerahkan ke Laut Cina Selatan pada akhir 2016  dan awal 2017 didampingi tiga kapal perusak rudal dipandu, dua frigat rudal dipandu, sebuah korvet anti-kapal selam, dan kapal tangker.

Jika dua kekuatan ini kemudian bentrok, sepertinya harus diakui  kekuatan AS akan lebih diuntungkan. Itu karena sayap pesawat kapal induk Amerika Serikat jauh di atas Liaoning.

Liaoning

Liaoning terakhir terlihat terbang dengan sayap udara 13 jet tempur J-15. Meski J-15  mampu lepas landas dengan sistem catapult (setidaknya dalam teori),  Liaoning tidak memiliki fasiltias ini. Kapal induk menggunakan sistem ski jump. Hal ini akan menjadikan 13 pesawat tempur ini tidak bisa lepas landas dengan membawa senjata lengkap dan bahan bakar penuh.

Mereka akan menghadapi lawan yang sulit dari Carrier Air Wing 2, sayap pesawat yang saat ini ditugaskan di Vinson. Air Wing 2 memiliki tiga skuadron strike fighter  yakni Skuadron 2, 34, dan 137 yang masing-masing menerbangkan 10-12 F/A-18 Hornet.

Artinya Vinson memiliki sekitar 34 Hornet yang akan didukung oleh empat pesawat peringatan dini E-2C Hawkeye dari Carrier Airborne Early Warning Squadron 113. Seluruh kekuatan ini juga akan didukung oleh pesawat serangan elektronik EA-18G Growlers dari Skuadron 136.

Jadi 13 pesawat tempur China yang terbang dengan senjata terbatas dan sebagian buta melawan sekitar 34 fighter AS didukung oleh radar pesawat peringatan dini dan pesawat serangan elektronik, secara hitung-hitungan AS pasti akan memusnahkan kekuatan China.

Growlers akan menjadi penting untuk membatasi kemampuan sistem rudal anti udara dari lima kapal rudal dipandu  yang semuanya membawa rudal anti-udara  dan Liaoning yang membawa  sistem senjata jarak dekat Type 1130 yang berpotensi mampu menembakkan 10.000 putaran per menit pada rudal dan pesawat.

Hornets bisa bergabung dengan helicopter MH-60R dari Helicopter Maritime Strike Squadron 78 dan MH-60S dari Helicopter Sea Squadron 4, tetapi Angkatan Laut dapat memilih untuk menjaga helikopter sebagai cadangan.

Kemungkinan besar, Hornet yang dilengkapi untuk perang anti-pesawat akan turun kembali dan mendapatkan beban penuh rudal anti-kapal Harpoon. Rudal Harpoon akan menjadi hal yang penting bagi pilot.

Dalam waktu yang tidak terlalu lama, pilot kemungkinan akan menerima Harpoon Block II dengan kisaran 134 mil nautical yang berarti pesawat bisa menembak dari jarak di luar jangkauan rudal permukaan ke udara China, HQ-9 dengan kisaran 108 mil nautical.

Tetapi jika Vinson hanya dengan rudal Harpoon yang sekarang, mereka hanya memiliki rentang 67 mil laut yang menjadikan Hornet harus berjuang melawan HQ-9.

Namun secara umum Vinson akan bisa  menghancurkan armada Liaoning meski mungkin akan kehilangan beberapa Hornet.

Namun armada Amerika akan perlu untuk menjaga jarak karena pesawat dan rudal China dari pulau-pulau Spratly dan Paracel bisa menyerang mereka.


0 comments:

Post a Comment