Rusia dan
China telah sepakat untuk mengambil lebih banyak tindakan guna melawan
keputusan Amerika Serikat (AS) untuk menyebarkan sistem rudal Terminal High
Altitude Area Defense (THAAD) di Korea Selatan (Korsel). AS memutuskan akan
menyebar sistem rudal canggih itu melindungi Korsel dari ancaman serangan rudal
balistik Korea Utara (Korut).
Kesepakatan
Rusia dan China ini dirilis kantor berita Xinhua, Jumat (13/1/2017).
”Langkah-langkah
ini akan bertujuan untuk menjaga kepentingan China dan Rusia dan keseimbangan
strategis di kawasan tersebut,” tulis media yang dikelola pemerintah China itu
mengutip pernyataan dari hasil pertemuan pejabat keamanan China dan Rusia.
”China dan
Rusia mendesak AS dan Korsel untuk mengatasi masalah keamanan mereka dan
menghentikan penyebaran THAAD di Semenanjung Korea,” lanjut pernyataan itu.
Sistem rudal
pertahanan THAAD merupakan sistem rudal pencegat atau dikenal juga dengan
sebutan sistem anti-rudal. THAAD sampai saat ini tercatat sebagai salah satu
sistem anti-rudal tercanggih di dunia. Rusia memiliki sistem serupa, yakni
S-300 dan S-400. Sedangkan Israel memiliki sistem anti-rudal yang dikenal
sebagai Iron Dome.
Pada bulan
Mei 2016, Beijing dan Moskow mengadakan latihan anti-rudal bersama setelah AS
dan Korsel mulai berdiskusi tentang rencana penyebaran sistem rudal THAAD untuk
mempertahankan Seoul dari agresi Korut. AS dan
Korsel memutuskan sistem rudal pertahanan itu kemungkinan akan dikerahkan di
lapangan golf di Korsel.
Sementara
itu, Menteri Pertahanan Korsel Han Min-koo, pada hari ini berjanji untuk
memperkuat hubungan yang sudah kuat antara Korsel dengan AS. “Situasi
keamanan di Semenanjung Korea adalah kuburan,” katanya mengacu pada isyarat
diktator Korut Kim Jong-un soal uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM).
0 comments:
Post a Comment