India akan
melanjutkan program pembangunan jet tempur generasi kelima atau yang dikenal
sebagai program fifth generation fighter aircraft (FGFA) dengan Rusia tetapi
mengajukan persyaratan yang berat. New Delhi hanya mau jika Rusia mau melakukan
transfer teknologi secara penuh serta memberi manfaat dalam upaya negara
tersebut membangun jet tempur siluman masa depan di dalam negeri.
Sumber Kementerian
Pertahanan India mengatakan keputusan ini telah diambil pada “tingkat
tertinggi” untuk “tidak mengulangi kesalahan” dari seluruh program akuisisi jet
Sukhoi-30MKI dari Rusia. Program yang telah menghabiskan biaya Rs 55.717 crore
India itu tidak memberikan sumbangan nyata dalam pembangunan jet tempur dalam
negeri.
“Meskipun
sebagian besar dari 272 pesawat Sukhoi (240 sudah masuk layanan) telah dibangun
oleh Hindustan Aeronautics (HAL), mereka pada dasarnya hanya dirakit di sini
dengan kit seluruhnya diimpor. HAL masih tidak dapat memproduksi pesawat Sukhoi
sendiri,” kata seorang sumber sebagaimana dikutip Times of India Kamis 9 Maret
2017. Sebuah jet tempur Sukhoi yang dibuat HAL juga lebih mahal jika
dibandingkan impor langsung dari Rusia.
Jadi,
meskipun ada tekanan Rusia untuk segera menandatangani kontrak FGFA, India sekarang tetap akan bertahan
untuk bisa mendapatkan hal yang lebih baik untuk kontrak senilai sekitar US$25
miliar untuk membangun 127 jet tempur siluman tersebut.
Kedua negara
telah menandatangani kesepakatan membangun FGFA pada tahun 2007, yang
diikuti kontrak desain senilai US$295
juta pada awal tahun 2010 sebelum kemudian perundingan terhenti.
India kini
telah menetapkan dua prasyarat penting untuk proyek FGFA, selain memeriksa
seluruh pengunaan biaya. Syarat pertama harus ada transfer teknologi yang luas,
termasuk ”source kode“, untuk memastikan
India di masa depan dapat mengupgrade tempur dengan integrasi senjata baru
sendiri.
Syarat kedua
program ini pada akhirnya harus membantu India dalam mengembangkan jet tempur kelas
menengah atau advanced medium combat aircraft (AMCA) yang sekarang sudah dalam
fase pembangunan desain.
“Ini adalah
wajib. Sebuah komite tingkat tinggi yang dipimpin oleh Marsekal dari IAF,
seorang profesor IIT Kanpur dan mantan kepala dari HAL dan National Aerospace
Laboratories, sedang memeriksa semua aspek ini. Pemerintah akan mengambil
keputusan setelah laporan tersebut disampaikan pada bulan April, “kata sumber
itu.
Program FGFA
India terkait langsung dengan program T-50 PAK FA Rusia karena jet tempur
tersebut akan menjadi dasar pengembangan. Tetapi Times of India melaporkan New
Delhi sudah kecewa dengan pengembangan T-50 yang dinilai tidak memiliki
kemampuan siluman tinggi serta daya dorong mesin yang kurang kuat. India juga
mencatat ada 43 kekurangan yang ditemukan dalam T-50.
Rusia
kemudian menjanjikan FGFA India akan sangat berbeda dari Sukhoi T-50, dengan
mesin yang lebih kuat dan kemampuan lainnya. Di bawah kontrak utama R&D,
India dan Rusia seharusnya menyumbang US$ 4 miliar untuk pengembangan
prototipe, pengujian dan membangun infrastruktur-up. Pengiriman jet tempur akan
dikenakan biaya tambahan, yang sebelumnya direncanakan akan dilakukan 94 bulan
setelah kontrak itu ditandatangani.
0 comments:
Post a Comment