Thursday, 9 March 2017

India Ajukan Syarat Berat Untuk Jet Siluman ke Rusia


India akan melanjutkan program pembangunan jet tempur generasi kelima atau yang dikenal sebagai program fifth generation fighter aircraft (FGFA) dengan Rusia tetapi mengajukan persyaratan yang berat. New Delhi hanya mau jika Rusia mau melakukan transfer teknologi secara penuh serta memberi manfaat dalam upaya negara tersebut membangun jet tempur siluman masa depan di dalam negeri.

Sumber Kementerian Pertahanan India mengatakan keputusan ini telah diambil pada “tingkat tertinggi” untuk “tidak mengulangi kesalahan” dari seluruh program akuisisi jet Sukhoi-30MKI dari Rusia. Program yang telah menghabiskan biaya Rs 55.717 crore India itu tidak memberikan sumbangan nyata dalam pembangunan jet tempur dalam negeri.

“Meskipun sebagian besar dari 272 pesawat Sukhoi (240 sudah masuk layanan) telah dibangun oleh Hindustan Aeronautics (HAL), mereka pada dasarnya hanya dirakit di sini dengan kit seluruhnya diimpor. HAL masih tidak dapat memproduksi pesawat Sukhoi sendiri,” kata seorang sumber sebagaimana dikutip Times of India Kamis 9 Maret 2017. Sebuah jet tempur Sukhoi yang dibuat HAL juga lebih mahal jika dibandingkan impor langsung dari Rusia.

Jadi, meskipun ada tekanan Rusia untuk segera menandatangani kontrak  FGFA, India sekarang tetap akan bertahan untuk bisa mendapatkan hal yang lebih baik untuk kontrak senilai sekitar US$25 miliar untuk membangun 127 jet tempur siluman tersebut.

Kedua negara telah menandatangani kesepakatan membangun FGFA pada tahun 2007, yang diikuti  kontrak desain senilai US$295 juta pada awal tahun 2010 sebelum kemudian perundingan terhenti.

India kini telah menetapkan dua prasyarat penting untuk proyek FGFA, selain memeriksa seluruh pengunaan biaya. Syarat pertama harus ada transfer teknologi yang luas, termasuk  ”source kode“, untuk memastikan India di masa depan dapat mengupgrade tempur dengan integrasi senjata baru sendiri.

Syarat kedua program ini pada akhirnya harus membantu India dalam mengembangkan jet tempur kelas menengah atau advanced medium combat aircraft (AMCA) yang sekarang sudah dalam fase pembangunan desain.

“Ini adalah wajib. Sebuah komite tingkat tinggi yang dipimpin oleh Marsekal dari IAF, seorang profesor IIT Kanpur dan mantan kepala dari HAL dan National Aerospace Laboratories, sedang memeriksa semua aspek ini. Pemerintah akan mengambil keputusan setelah laporan tersebut disampaikan pada bulan April, “kata sumber itu.

Program FGFA India terkait langsung dengan program T-50 PAK FA Rusia karena jet tempur tersebut akan menjadi dasar pengembangan. Tetapi Times of India melaporkan New Delhi sudah kecewa dengan pengembangan T-50 yang dinilai tidak memiliki kemampuan siluman tinggi serta daya dorong mesin yang kurang kuat. India juga mencatat ada 43 kekurangan yang ditemukan dalam T-50.

Rusia kemudian menjanjikan FGFA India akan sangat berbeda dari Sukhoi T-50, dengan mesin yang lebih kuat dan kemampuan lainnya. Di bawah kontrak utama R&D, India dan Rusia seharusnya menyumbang US$ 4 miliar untuk pengembangan prototipe, pengujian dan membangun infrastruktur-up. Pengiriman jet tempur akan dikenakan biaya tambahan, yang sebelumnya direncanakan akan dilakukan 94 bulan setelah kontrak itu ditandatangani.


0 comments:

Post a Comment