Sebagai
seorang pejuang kemerdekaan Indonesia, Soekarno dikenal sebagai sosok yang
tegas dan berwibawa. Namun, siapa sangka, presiden pertama Indonesia itu juga
humoris loh.
Banyak
lelucon dan anekdot seputar kehidupan sehari-hari Sang Proklamator, seperti
yang dikutip dari buku Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Misalnya
saja ketika baru pertama kali menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.
Ketika pulang dari Jalan Pengangsaan Timur 56 menuju rumahnya, di tengah jalan
ia bertemu dengan tukang sate.
Soekarno
saat itu memanggil tukang sate yang tidak berbaju, dan mengeluarkan perintah
pertama sebagai seorang presiden. "Sate ayam lima puluh tusuk,"
katanya. Setelah itu Soekarno jongkok di dekat selokan dengan menyantap sate
dengan lahap.
Lain lagi
ketika ia diminta mencari seorang ajudan. Sebagai presiden yang baru, Soekarno
pun harus memiliki ajudan untuk memenuhi kebutuhannya. Ditunjuklah seorang
pejuang preman, dan olehnya si ajudan diberi pangkat letnan. Hal itu tentu saja
bikin staf istana bingung karena si ajudan baru itu bukan berasal dari kalangan
militer.
Tiba-tiba
seorang penasihatnya berkata, "Ini tidak mungkin. Ratu Yuliana dari Negeri
Belanda yang memerintah 10 juta manusia mempunyai ajudan seorang kolonel.
Bagaimana pandangan orang nanti melihat Anda, Presiden Indonesia yang
memerintah 70 juta orang yang hanya punya ajudan berpangkat letnan."
Soekarno
yang menyetujui perkataan penasihatnya akhirnya memanggil kembali si ajudan.
"Sudah berapa lama engkau jadi letnan?" tanya Presiden. "Satu
setengah jam," jawab ajudan. "Nah negara kita ini negara yang baru
lahir dan tumbuh cepat. Mulai sore ini, kamu jadi mayor," kata Soekarno
santai.
HUMORIS PADA
BAWAHAN
Meski di
kalangan teman dan para bawahannya Soekarno dikenal sebagai sosok yang serius.
Namun ia tetaplah manusia biasa yang suka bercanda layaknya orang biasa.
Suatu ketika
dalam resepsi di Istana Merdeka, seorang pejabat berbisik pada Bung Karno
supaya mengambil sapu tangan kecil warna putih yang dipakai di saku jas Menteri
Keuangan Jusuf Muda. Sang pembisik itu berkata bahwa sapu tangan tersebut bukan
sapu tangan asli.
Karena rasa
penasarannya, Soekarno pun mendekati Jusuf dan berusaha mengambil sapu tangan
itu. Setelah dekat, benar saja, Soekarno segera menyerobot sapu tangan
tersebut. Jusuf yang terperanjat langsung berusaha mempertahankannya.
Tapi
terlambat, sapu tangan sudah di tangan Presiden dan Jusuf tidak berani berbuat
apa-apa. Ketika ia membuka kain putih kecil itu, semua orang yang ada di
ruangan tertawa terbahak. Karena yang diambil oleh Soekarno adalah sebuah
celana dalam untuk boneka.
0 comments:
Post a Comment