Wednesday, 1 March 2017

Kisah-Kisah Jenaka Sang Proklamator Kemerdekaan


Sebagai seorang pejuang kemerdekaan Indonesia, Soekarno dikenal sebagai sosok yang tegas dan berwibawa. Namun, siapa sangka, presiden pertama Indonesia itu juga humoris loh.

Banyak lelucon dan anekdot seputar kehidupan sehari-hari Sang Proklamator, seperti yang dikutip dari buku Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia. Misalnya saja ketika baru pertama kali menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. Ketika pulang dari Jalan Pengangsaan Timur 56 menuju rumahnya, di tengah jalan ia bertemu dengan tukang sate.

Soekarno saat itu memanggil tukang sate yang tidak berbaju, dan mengeluarkan perintah pertama sebagai seorang presiden. "Sate ayam lima puluh tusuk," katanya. Setelah itu Soekarno jongkok di dekat selokan dengan menyantap sate dengan lahap.

Lain lagi ketika ia diminta mencari seorang ajudan. Sebagai presiden yang baru, Soekarno pun harus memiliki ajudan untuk memenuhi kebutuhannya. Ditunjuklah seorang pejuang preman, dan olehnya si ajudan diberi pangkat letnan. Hal itu tentu saja bikin staf istana bingung karena si ajudan baru itu bukan berasal dari kalangan militer.

Tiba-tiba seorang penasihatnya berkata, "Ini tidak mungkin. Ratu Yuliana dari Negeri Belanda yang memerintah 10 juta manusia mempunyai ajudan seorang kolonel. Bagaimana pandangan orang nanti melihat Anda, Presiden Indonesia yang memerintah 70 juta orang yang hanya punya ajudan berpangkat letnan."

Soekarno yang menyetujui perkataan penasihatnya akhirnya memanggil kembali si ajudan. "Sudah berapa lama engkau jadi letnan?" tanya Presiden. "Satu setengah jam," jawab ajudan. "Nah negara kita ini negara yang baru lahir dan tumbuh cepat. Mulai sore ini, kamu jadi mayor," kata Soekarno santai.

HUMORIS PADA BAWAHAN

Meski di kalangan teman dan para bawahannya Soekarno dikenal sebagai sosok yang serius. Namun ia tetaplah manusia biasa yang suka bercanda layaknya orang biasa.

Suatu ketika dalam resepsi di Istana Merdeka, seorang pejabat berbisik pada Bung Karno supaya mengambil sapu tangan kecil warna putih yang dipakai di saku jas Menteri Keuangan Jusuf Muda. Sang pembisik itu berkata bahwa sapu tangan tersebut bukan sapu tangan asli.

Karena rasa penasarannya, Soekarno pun mendekati Jusuf dan berusaha mengambil sapu tangan itu. Setelah dekat, benar saja, Soekarno segera menyerobot sapu tangan tersebut. Jusuf yang terperanjat langsung berusaha mempertahankannya.


Tapi terlambat, sapu tangan sudah di tangan Presiden dan Jusuf tidak berani berbuat apa-apa. Ketika ia membuka kain putih kecil itu, semua orang yang ada di ruangan tertawa terbahak. Karena yang diambil oleh Soekarno adalah sebuah celana dalam untuk boneka.

0 comments:

Post a Comment