Pemerintah
Republik Rakyat China belum lama ini meningkatkan anggaran pertahanan mereka.
Seiring dengan itu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga ingin menambah
kekuatan mereka, terutama di kawasan Asia Pasifik.
Masalah di
Laut China Selatan pun kian menghangat. Bagaimana dampaknya terhadap Indonesia?
Sebagai
pulau terdepan di Indonesia, jarak antara Kepulauan Natuna di Kepulauan Riau
dan Laut China Selatan cukup dekat, diibaratkan hanya selemparan batu.
Untuk itu,
penguatan di Natuna menjadi penting. Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard
Ryacudu menyampaikan hasil perkembangan terbaru dari kunjungan kerjanya ke
Natuna.
“Beberapa
hari lalu, saya dan Pak Wiranto (Menko Polhukam) dan empat menteri lain
memantau perkembangan terbaru di Natuna. Sebagai gerbang Indonesia, Natuna
harus dijaga. Halaman rumah kita saja harus dijaga, apalagi halaman terdepan
negara,” ujar Ryamizard di Restoran Bebek Bengil, Jalan Agus Salim, Jakarta,
Kamis (9/3/2017).
Dengan
pengembangan pertahanan Natuna, Ryamizard berkeinginan masalah pencurian ikan
yang marak terjadi bisa diatasi. “Hal-hal seperti ini (pencurian ikan) tidak
boleh terjadi lagi di Natuna,” ucapnya.
Untuk
memperkuat pertahanan di pintu terdepan Indonesia dan menjaga keamanan dan
kekayaan Natuna, Ryamizard mengatakan, pemerintah menyiapkan lima pesawat
tempur dan perbaikan infrastruktur pertahanan. Seperti hanggar pesawat, tempat
awak pilot, dan perbaikan landasan.
“Jadi
menempatkan lima jet tempur dan pelebaran landasan. Dari yang semula 35 meter
menjadi 60 meter. Termasuk perbaikan landasan agar sesuai dengan pesawat
tempur,” terangnya.
Tidak hanya
itu, juga alat penangkis udara, drone, kapal laut untuk patroli, penambahan
Marinir TNI Angkatan Laut (AL) dan Paskhas TNI Angkatan Udara (AU). “Semuanya
ada dua batalion untuk menjaga keamanan Natuna dan menjaga kewibawaan NKRI,”
paparnya.
Selain itu
akan dibuat data monitoring wilayah yang bisa memantau Natuna langsung dari
Jakarta. Dengan demikian perkembangan yang terjadi termasuk masalah di Laut
China Selatan bisa dilihat secara langsung.
“Tapi soal
masalah LCS (Laut China Selatan), kita ini berteman dengan China dan Amerika.
Kita harap tidak terjadi apa-apa, kalau tegang-tegang doang ya biarkan saja, biasa itu,” tuturnya.
0 comments:
Post a Comment